Santap Karya: Mudik Ini Membunuh Mu

MUDIK INI MEMBUNUH MU

oleh: Penulis Serabutan




Yang pergi pasti pulang, yang jauh pasti datang, yang rindu pasti bertemu, bulan saja meski berputar jauh pasti kembali berotasi ke titik awalnya di atas bumi. Semua orang punya dorongan secara psikis untuk selalu kembali ke tempat awal dia pergi, khusus di Indonesia, momen itu terbentur dalam euforia bernama mudik.

Filsuf bilang, sejauh apapun manusia melangkahkan kakinya, dia akan selalu kembali ke rumah. Memang benar, untuk kebanyakan, rumah adalah surganya dunia. Terlepas dari alasan bahwa rumah adalah sebuah metafora rahim tempat tumbuh manusia di dunia, rumah juga selalu menawarkan sebuah rasa yang selalu kita rindukan. Rasa bahwa kita diterima, miskin atau kaya, sukses atau tidak, cantik atau buruk rupa, rumah adalah tempat dimana orang-orang didalamnya sudah terbiasa menerima kita.

Lalu yang dimaksud disini rumah yang mana? Bila analoginya negeri ini, rumah adalah titik kilometer 0 di sadang. Bila analoginya jalur balapan, rumah adalah garis start. Intinya, rumah yang kita selalu datangi untuk sebuah kepulangan adalah rumah tempat kita lahir, tumbuh dan ditumbuhkan. Rumah orang tua, saudara, atau siapapun itu yang menjadi titik tuju awal dalam hidup kita, itulah tempat tujuan manusia untuk bermudik ria.

Mari melihat dari semua sisi, untuk yang ingin pulang, tentu meski jauh jalannya akan ditempuh. Untuk yang akan didatangi, penuh resah mereka menunggu sanak saudaranya datang ke rumah. Lalu apa yang terjadi jika 'pulang' itu dihalangi hal yang tak tertandingi, maut. Mudik memang, mudik selalu, mudik akan, membawa banyak suka cita dan duka. Khusus duka, mudik menguak fakta banyak nyawa yang hilang di jalan tanpa sempat bertemu rumahnya.
Dilansir dari data yang dihimpun CNN Indonesia, berikut adalah kecelakaan (jalan raya) yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang yang bertepatan dengan momentum mudik hari raya lebaran;

• Tahun 2013: 9.293 kendaraan terlibat kecelakaan, 4.498 kecelakaan lalu lintas, 7.881 orang luka ringan dan berat, dan 1.297 jiwa melayang.
• Tahun 2014: 6.659 kendaraan terlibat kecelakaan, 4.901 kecelakaan lalu lintas, 4.811 orang luka ringan dan berat, dan 1.048 jiwa melayang.
• Tahun 2015: 9.099 kendaraan terlibat kecelakaan, 4.551 kecelakaan lalu lintas, 7.192 orang luka ringan dan berat, dan 1.423 jiwa melayang.
• Tahun 2016: 8.285 kendaraan terlibat kecelakaan, 3.210 kecelakaan lalu lintas, 6.845 orang luka ringan dan berat, dan 1.261 jiwa melayang.
• Tahun 2017: 5.860 kendaraan terlibat kecelakaan, 3.168 kecelakaan lalu lintas, 5.053 orang luka ringan dan berat, dan 742  jiwa melayang.
***

Coba totalkan berapa banyak manusia yang dikuburkan akibat mudik! Kemudian coba kalikan dengan jumlah air mata orang-orang yang ditinggalkan! Jelas, mudik punya sisi gelap ini. Sedikit orang yang tahu, namun banyak yang merasakan. 

Kenapa mudik dipersalahkan?
Pertanyaan itu jelas keliru, karena semua juga tahu jika dalam berkendara memang rawan kecelakaan. Tapi tentu masalah itu tidak datang tanpa solusi. Memang bukan hanya mudik yang rawan laka lantas. Namun, mudik disinilah yang paling banyak menelan korban dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Arus mudik hanya kurang lebih 6-8 hari, namun di seluruh Indonesia ribuan orang melayang nyawa karenanya.

Kembali ke ranah solusi, untuk kalian 'mudikers', tahukah kalian bahwa kecelakaan saat mudik itu 85% terjadi pada pengguna kendaraan pribadi? Iya, itulah dia, dengan alasan kemudahan orang-orang kebanyakan bermudik dengan kendaraan pribadi yang tentu; memperpadat jalanan, memerlukan stamina dan konsentrasi yang tinggi, dan memperbesar resiko laka lantas. 
"Kendaraan umum kan tiketnya terbatas?!"
Perihal itu salahkan saja pemerintah, dalam hal ini yang terutama adalah mengurangi dampak dan resiko kecelakaan kala mudik. Sekalipun anda menggunakan kendaraan pribadi. Yang harus anda lakukan adalah:

1. Sebisa mungkin menghindari arus mudik, bila anda libur lebih awal maka sebelum lalu lintas menggila maka segeralah pulang.
2. Pantang lebay, jangan bepergian dengan barang bawaan atau barang gunaan yang berlebihan agar terhindar dari kriminalitas dan 'kerepotan'.
3. Stamina bagai kuda, pastikan dan yakinkan anda dalam kondisi prima sebelum dan saat bermudik. Jangam memaksakan bila lelah di jalan, segeralah beristirahat.
4. Selalu dalam lindungan Tuhan, inilah yang terutama. Doa dan restu dari tuhan akan memastikan anda pulang pergi dengan selamat di segala perjalanan.
***

Mudik menakutkan bukan? Tapi rasanya lebih menakutkan bila diam sendirian di hari raya. Resiko memang selalu ada, semua kembali ke bagaimana kita mengurangi resiko itu. Jangan jadikan angka-angka kecelakaan itu membuatmu takut untuk berjumpa dengan keluarga, waspada sajalah. Berlindung pada yang agung, kuatkan niat untuk pulang dan berbahaialah bersama keluarga. Pastikan anda pulang tidak dengan tangan kosong, namun yang terpenting pastikan anda pulang dengan selamat.

Bukankan rumah itu surganya dunia? Pulanglah!
Jika mudik ini membunuhmu, maka pastikan juga bahwa mudik ini memberikan alasan untukmu hidup lebih baik mulai hari ini dan seterusnya.

"Selamat pulang dan mohon maaf lahir batin" -Sam.