“Kita Pergi Hari Ini” Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Karya oleh : Inatsa Aulia
Buku ini adalah karya Ziggy pertama yang aku baca. Awalnya aku tertarik karena cover-nya
yang sangat cantik, vibe nya kaya sampul buku dongeng anak-anak. Tapi ternyata, pepatah
“Don’t judge a book by its cover” berlaku di buku ini. Cover-nya memang manis dan berwarna
pastel, seperti menjanjikan kisah petualangan anak kecil yang ringan. Namun setelah aku baca,
isinya justru jauh lebih dalam dan nggak sesederhana yang terlihat.
``Kita Pergi Hari Ini`` bercerita tentang tiga kakak beradik, Mi, Ma, dan Mo, serta dua tetangga
mereka, Fifi dan Fufu (tapi bukan Fufufafa), yang berpetualang bersama Nona Gigi - seekor
“Kucing Luar Biasa”. Nona Gigi adalah Cara Lain bagi orang tua mereka untuk menjaga Mi, Ma,
dan Mo ketika Bapak dan Ibu Mo pergi mencari uang. Sebab di Kota Suara, semua uang di
dasar laut sudah dijarah para perompak, uang di bawah tanah dikeruk para perampok, dan
uang di ranting pohon telah diambil pengusaha kayu yang jahat.
Nona Gigi kemudian mengajak mereka berpetualang ke tempat-tempat indah dengan tujuan
utamanya adalah Kota Terapung Kucing Luar Biasa, tempat asal Nona Gigi.
Yang membuat buku ini unik adalah gaya menulis Ziggy yang benar-benar bermain-main
dengan huruf, kata, dan kalimat. Selain itu, ada juga catatan kaki di beberapa halaman yang
isinya sering kali nyeleneh, kadang lucu, dan kadang bikin mikir. Mungkin bagi sebagian orang,
gaya bahasanya terasa rumit karena banyak pengulangan kata, tapi menurutku justru itu yang
bikin kita mikir dan disitulah letak keseruannya.
Meski alur cerita disampaikan sangat imajinatif, sebenarnya banyak hal yang terasa sangat
nyata. Ini sedikit spoiler, ada satu bagian saat mereka singgah di Sirkus Sendu, yang seharusnya
biasanya Sirkus menjadi tempat yang membuat penonton tertawa, tapi justru di sini penonton
dibuat menangis. Ada salah satu dialog dari Nona Gigi yang menjelaskan terkait Sirkus Sendu ini.
"Orang-orang menghindari tangisan," kata Nona Gigi kepada Mo. Dia mengusap hidung Mo
dengan tangannya yang berbulu lembut. "Menangis itu perlu, meskipun membuat muka jelek
dan bengkak, dan orang-orang bilang itu memalukan. Karena itu, Sirkus Sendu diperlukan.
Untuk membuat orang yang tidak mau menangis.
Dan jujur, bagian itu bikin aku diem lama. Soalnya, di dunia nyata juga gitu kan? Banyak orang
yang menahan tangis seolah itu tanda lemah, padahal justru sebaliknya. Orang yang menangis
karena suatu hal, justru adalah orang yang berani dan jujur terhadap emosi yang mereka
rasakan.
Menurutku, ‘Kita Pergi Hari Ini’ berhasil banget bikin cerita yang sangat imajinatif sekaligus
filosofis secara bersamaan. Berasa kayak dipeluk tapi disatu sisi juga menyakitkan.
