Emotional
Sponge, Si Penyerap Emosi Negatif
Oleh : Sity Husnul
Menjadi
orang yang peka atau berempati terhadap orang lain dipandang sebagai hal yang
baik bagi banyak orang. Tetapi menjadi terlalu peka atau berempati tinggi justru
tidaklah baik. Bahkan bisa mengganggu kesehatan mental. Hal tersebut dikenal
juga sebagai “emotional sponge”. Quietrey menyebutkan bahwa emotional sponge
adalah seseorang yang selalu menyerap stres yang dialami oleh orang lain ke
dalam tubuh mereka sendiri.
Orang-orang
yang menjadi tempat ternyaman untuk curhat orang lain berisiko untuk , hal ini.
Hal itu disebabkan karena mereka memiliki tingkat empati yang tinggi, sehingga
sangat peka terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Mereka bisa menjadi
sangat kewalahan menghadapi segala curhatan dari orang lain, karena ikut
“terbawa” akan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan oleh orang-orang yang
melimpahkan segala curahan hati kepadanya.
Hal
tersebut tentunya akan berdampak buruk bagi orang-orang yang selalu menjadi
tempat curhat ini. Karena mereka bisa menjadi stres akibat terlalu banyak
ataupun terlalu seringnya mereka menjadi pendengar curhat orang lain. Dan
apabila tidak diseimbangkan, akan sangat tidak baik bagi kesehatan mental orang
tersebut. Yang mana dapat menyebabkan terjadinya serangan panik hingga
mengalami depresi.
Bagi
orang-orang yang masih belum bisa ataupun belum mampu untuk mengontrol emosi,
menjadi emotional sponge dapat menjadi beban bagi dirinya sendiri. Lantas,
bagaimanakah ciri-ciri orang yang mengalami emotional sponge? Dan apakah kamu
adalah salah satunya? Mari simak uraian berikut.
Orang yang mengalami emotional sponge
cenderung sangat peka. Mereka dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain
bahkan sebelum mereka menceritakan masalahnya.
2. Selalu
mencari solusi masalah orang lain
Orang yang mengalami emotional sponge
juga memiliki keinginan untuk dapat selalu membantu orang lain di sekitarnya.
Mereka akan dengan rela mengorbankan waktu dan pikiran mereka hanya untuk
membantu menyelesaikan masalah orang lain.
3. Mudah
merasa kewalahan karena emosi orang lain
Karena umumnya orang yang mengalami
emotional sponge ini masih belum dapat mengontrol emosinya, mereka akan mudah
merasa kewalahan secara emosional. Misalnya jika seseorang menceritakan tentang
kesedihannya, mereka bisa saja menganggap kesedihan orang lain sebagai
kesedihan mereka sendiri.
4. Selalu
memprioritaskan orang lain
Tak jarang, orang yang mengalami
emotional sponge justru lebih peduli dan merasa sangat bertanggung jawab atas
kebahagiaan orang lain dibandingkan dengan memedulikan dan bertanggung jawab
atas kebahagiaannya sendiri. Akibatnya, mereka bisa sangat gegabah karena hal
tersebut.
5. Mudah
dikelilingi oleh orang-orang yang toxic
Selain selalu memprioritaskan orang
lain, orang-orang yang mengalami emotional sponge juga rawan untuk dikelilingi
oleh orang-orang yang toxic. Hal itu terjadi karena orang-orang yang mengalami
emotional sponge cenderung lebih sabar. Yang justru hal tersebutlah yang akan
membuatnya semakin parah.
Lantas,
bagaimana jika kita atau orang-orang yang kita kenal mengalami emotional sponge
ini? Apa yang bisa dilakukan agar kita atau orang yang mengalaminya dapat mengontrol
atau menyeimbangkan emosi? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Seperti
meluangkan waktu untuk diri sendiri, rutin bermeditasi, batasi diri dan jangan mengingat
bahwa kebahagiaan orang lain bukanlah tanggung jawabmu, dan hindari hal-hal
yang dapat mengganggumu.