Langsung ke konten utama

Jurnalis Mahasiswa Pendidikan Sosiologi - UPI

Cari Blog Ini

BULGOGI 2022: Menutup 2021 untuk memulai 2022

pada tanggal Januari 15, 2022

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

https://drive.google.com/file/d/1Itl14_XAtl3joHUL6FXPKraZfueCeYGP/view?usp=drivesdk

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Postingan Populer

Perayaan Kehilangan

Perayaan Kehilangan P erihal kehilangan; tentang rindu yang tak bisa diwujudkan, yang berakhir dalam ruang kehampaan. Teruntuk pria hebatku, sang pemilik dekapan hangat yang masih selalu aku dambakan; sang pemilik tangan kasar yang menjadi bukti suatu perjuangan; juga sang pemilik sikap tegas yang seringkali aku salah artikan. Menuliskan tentangmu saat ini seperti mengingkari janjiku sendiri, sebab aku tidak ingin lagi tenggelam dalam kesedihan ini. Namun meski bertahun sudah aku rayakan kehilanganmu, rasanya masih banyak hal yang ingin aku sampaikan untuk meluapkan kerinduan ini. Kali ini aku menyita air mata agar tidak deras seperti biasa, berusaha menyelesaikan elegi yang selama ini tersimpan rapi di hati. Ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk aku bisa sampai pada mengikhlaskanmu. Pada gelapnya malam aku selalu berharap temu, meski pada akhirnya selalu berakhir semu. Sering aku mengira bahwa semua ini hanya mimpi, tapi selalu terpatahkan oleh kehadiranmu yang tidak pernah...

Surat Pernyataan Bebas LGBT UPI

JMPS UPI, Bandung- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kini tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, laman resmi pmb.upi.edu/sarjana/sbmptn-2017/ saat di cek pada tanggal 13 Juni 2017 merilis Surat Pernyataan Bebas Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT).

Dear, Figuran

Dear, Figuran Oleh: Tsani Fadilla Rahmi Firdayati S uatu hari ada seorang anak yang selalu menjadi figuran di setiap lingkungan yang tempati, di lingkungan sekolah,masyarakat sekitar maupun di kalangan keluarga sendiri, dia selalu menjadi figuran atau lebih tepatnya seorang manusia yang selalu tidak di anggap oleh sekitarnya. Dimana dia selalu terabaikan oleh lingkungan sekitar dan dia selalu menganggap orang lain yang mengabaikannya angin lalu dia berpikir itu hal biasa setiap orang pasti merasakannya. Dia selalu ramah dan ceria dengan seorang sekitar walaupun selalu tidak ada yang menanggapinya orang sekitar selalu menganggap dia angin lalu. Dimana dia baru menyadarinya setelah sekian lama waktu dia rasakan dan diapun berkata “Aku baru menyadarinya kalo hidupku seperti figuran yang dimana sama saja seperti patung yang tak di anggap seperti benda mati” ucap dia dan setelah itu diapun merenungkan sikap dia setiap hari diapun ...

Diberdayakan oleh Blogger