RIZAL AHMAD: Tidak Ada Kata Capek Untuk Advokasi

(Rizal Ahmad, Ketua Dirjen Advokasi)
(HMPS 2013 - 2014)
Tidak semua orang mampu dan mau untuk mengurusi masalah orang lain. Rizal Ahmad, dengan tugasnya sebagai ketua dirjen advokasi Hima Pendidikan Sosiologi UPI dituntut untuk mau berempati dengan segala permasalahan yang kini dihadapi oleh mahasiswa baru sosiologi angkatan 2013. Bersama anggota-anggotanya di dirjen advokasi (Zaenal, Arikoh, Eria, Agusmar dan Juwita), Rizal berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mahasiswa baru yang memiliki masalah khususnya masalah dana.
            Sejak bulan Juni, Rizal dan anggotanya telah mulai sibuk mencari dan mendata mahasiswa baru sosiologi. Tercatat hingga bulan Juli ada 8 mahasiswa baru yang masuk advokasi. Keluhan dari mahasiswa tersebut kebanyakan terkait biaya yang terlalu tinggi karena ketidaktahuan mereka dengan UKT (Uang Kuliah Tunggal).
            Karena ketidaktahuan mahasiswa baru tentang UKT, beberapa dari mereka melakukan kesalahan dalam mengisi data online. Oleh karena itu, bekerja sama dengan BEM Rema UPI, Hima Pendidikan Sosiologi, dan beberapa ormawa lainnya, dirjen advokasi Hima Pendidikan Sosiologi yang dinahkodai Rizal ini terus melakukan sosialisasi, memberi motivasi, dan mengusahakan advokasi bagi mahasiswa baru.
            Bagi Rizal, mereka yang telah berniat untuk membantu mahasiswa baru di advokasi tidak boleh  merasa  capek dengan segala perjuangan yang mereka lakukan. “Coba kita bayangkan posisi mahasiswa baru yang memerlukan bantuan kemudian orang yang harusnya memberikan bantuan justru merasa capek dan melalaikan tugasnya. Siapa lagi yang akan membantu mereka?” Ucapnya saat diwawancarai di fakultas FPIPS.
Bagi pria kelahiran Bandung, 3 Mei 1993 ini, membantu sesama adalah hal yang dapat membuatnya bahagia. Belajar dari pengalaman hidup yang dia alami, sebagai seseorang yang dituntut harus mampu hidup mandiri sejak SMA, dia merasakan betapa berartinya bantuan yang diberikan termasuk bantuan berbentuk motivasi. Baginya, kemampuannya untuk berjuang dan melangkah sejauh ini tidak lepas ari bantuan sahabat-sahabatnya yang terus memotivasi dan memberi apresiasi terhadap apa yang dia lakukan. Dengan cara yang sedikit “berbeda” sahabat-sahabatnya membuat dia menjadi sosok yang kuat.
Rizal mengatakan bahwa dia tidak ingin hanya menjadi seonggok daging yang tidak mampu memberi manfaat bagi orang lain. “Pedulilah terhadap masalah orang lain maka orang lain juga akan peduli dengan masalah kita,” ucapnya diakhir wawancara.