Sebanyak 80 orang mahasiswa baru dari
pendidikan sosiologi UPI mengikuti pembukaan masa bimbingan, Sabtu (14/9/2013), di ruang 30 lantai
5 gedung FPIPS. Para mahasiswa baru tersebut mengikuti beberapa rangkaian acara
seperti training motivasi, pengenalan program kerja HMPS, sosialisasi advokasi,
hingga penayangan film dokumenter tentang perjalanan mahasiswa dan testimoni
ketua himpunan se-FPIPS.
Mabim kali ini bertemakan “ Membentuk Mahasiswa
yang Memiliki Jiwa Solidaritas Terhadap Organisasi”. Menurut Ainun Ramadhan
selaku Ketua Departemen Organisasi mengatakan bahwa tema tersebut dipilih
karena hasil evaluasi dari mabim tahun kemarin. “ Tahun Kemarin itu banyak
peserta mabim yang tidak menjadi anggota HMPS, jadi sekarang itu kami lebih
mengutamakan kehangatan dibanding ketegasan panitia, mungkin ketegasan ada tapi
lebih utama kehangatan supaya mahasiswa baru lebih dekat ke kita, lebih nurut, dan enak buat kedepannya”, tutur
Ainun disela-sela acara yang sedang berlangsung.
Dengan berpakaian hitam putih plus pita orange di lengan kanan, semua
mahasiswa baru tampak antusias dan menyimak dengan baik seluruh rangkaian
kegiatan. Acara dimulai dengan memperkenalkan mentor kelompok. Setelah itu, masing-masing
kelompok menyerukan jargon mereka bersama mentornya dengan berbagai ekspresi
wajah; semangat, bingung, maupun malu.
Setelah menyerukan jargon, mahasiswa
baru tersebut kembali mengikuti rangkaian acara selanjutnya yaitu training
motivasi bertema “ Mahasiswa Ideal” oleh M.Rizky Ramadhan selaku ketua angkatan
mahasiswa pendidikan sosiologi 2010. Dalam pemaparannya ia menjelaskan bahwa mahasiswa
sukses itu jika kita bisa berfungsi sebagai agent
of change, iron stock, moral force dan social
control.
Pada saat ditanya oleh tim Public Relation JMPS mengapa training
motivasi mengambil tema mengenai mahasiswa ideal bukan solidaritas seperti tema
besar Mabim maka Subhanudin Husein selaku Ketua BEM HMPS mengatakan bahwa makna
tersebut memiliki maksud tersirat. “ Mahasiswa ideal itu ialah mahasiswa yang
berprestasi dari segi akademis maupun segi organisasi. Jadi mahasiswa ideal
dalam organisasi itu ga bisa sendiri,
diperlukan kerja sama atau solidaritas yang tinggi. Maka mahasiswa baru ini
dituntut untuk mempunyai skill leadership
maupun solidaritas agar tujuan kelompok dapat tercapai”, tegas Ketua BEM. [Nur Octavicani
Sitorus, Public Relation JMPS]