a |
(Nur Octavicani, salah satu relawan dan anggota Departemen Pendidikan HMPS sedang menjadi MC di acara Training Teacher) |
“Sosiologi Mengajar” merupakan salah
satu program kerja yang dicanangkan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan
Sosiologi (HMPS) khususnya Departemen Pendidikan. Kegiatan ini dimulai pada
tanggal 17 September 2014. Sampai saat ini “Sosiologi Mengajar” telah dilaksanakan
sebanyak tiga kali.
Kegiatan sosiologi mengajar bukan
berarti mengajar mata pelajaran sosiologi, tetapi merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa PendidikanSosiologi
UPI untuk mengajar. Kegiatan ini dapat terlaksana bekerjasama dengan Organisasi
Sosial 45+. Salah satu anggota Departemen Pendidikan HMPS yang bernama Nur
Octavicani telah tergabung menjadi relawan dan pengajar di Orsos 45+. Sehingga beliau yang memberikan link atau informasi kepada Departemen Pendidikan HMPS. Hal ini banyak
membantu dalam memperlancar proker (program kerja)DepartemenPendidikan.
Kegiatan “Sosiologi Mengajar” dibagi dua gelombang, eperti yang telahdiungkapkan ketua
Departemen PendidikanyakniRiki
Subagja, “Sosjar ini dibagi ke dalam dua
gelombang, gelombang pertama dari bulan September hinggaOktoberdan gelombang
kedua dari bulan November sampai Desember”
(21/09/14). Setiap gelombang mempunyai anggota yang berbeda, yaitu gelombang
pertama terdiri dari Riki,Mayang, Hadi, Ananda, Diana, Oki, Ovi, Aulya, dan Asia.
Sedangkan gelombang kedua terdiri dari Anis, Arif, Saras, Inka, Dessy, Riska,
Annur, Sri Harti, Septi dan Vica.
Organisasi Sosial 45+ merupakan salah
satu LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) yang menyediakan fasilitas bimbingan
belajar secara gratis kepada anak didiknya dari jenjang SD sampai SMP. Visi
organisasi mereka adalah “Learning with
fun”, dan mempunyai jargon “Peduli untuk maju”. Semua pengajar yang
tergabung dalam orsos 45+ ini disebut sebagai relawan, karena mereka secara
tulus mengajar tanpa tujuan mendapatkan fulus
(uang). Organisasi sosial 45+ inidi
bawah naungan PNFI (Pendidikan Nonformal dan Informal).
Program “Sosiologi Mengajar” ini dimulai
dari bulan September sampai Desember. Setiap anggota departemen yang menjadi
relawan memegang satu kelas dan mengajar mata pelajaran bahasa Inggris dan
Matematika.
Salah satu anggota Departemen Pendidikan
yaitu Mayang Agustin yang mengungkapkan
tentang timbal balik (feed back) yang
akan mereka dapatkan dari mengikuti kegiatan ini adalah mendapatkan sertifikat
sebagai seorang relawan dari Orsos 45+ dan sebuah pengalaman yang sangat
berharga bagi merekayang tak akan didapatkan di dunia kampus. Hal ini juga
menunjang profesi mereka kedepannya sebagai calon pendidik.
Mayang Agustin, salah satu anggota
Departemen Pendidikan HMPS, “feed backyang
akan kami dapatkan dari kegiatan ini berupa sertifikat, dan pastinya pengalaman
berharga, ya itu”. (21/09/14)
Pada
pekan ini, Orsos 45+ mengadakan kegiatan “Training
Teacher” yang bertempat di SDN Bandung Baru 2 dengan melibatkan seluruh
relawan termasuk dari mahasiswaPendidikanSosiologi
UPI. Sehingga pekan kemarin tidak ada kegiatan mengajar seperti biasanya. SDN
Bandung Baru 2 merupakan sekolah yang menjadi tempat para relawan Orsos 45+
mengajar saat ini, karena Orsos 45+ belum mempunyai tempat tetap untuk kegiatan
mengajarnya.
(Pemateri pertama dari Dinas Pendidikan Kota Bandung) |
(Pemateri kedua dari UPI)
Training Teacher
ini menghadirkan dua pemateri yang kompeten di bidangnya, yaitu pak Beben
Mulyana, S.Pd, M.Si dari Dinas Pendidikan Kota Bandung yang membicarakan
tentang optimalisasi peran LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) dalam memajukan
pendidikan. Sedangkan pemateri kedua berasal dari UPI, yaitu Pak Arie Rakhmat
Riyadi yang membicarakan tentang pembelajaran hipnotik untuk membangun growth mindset peserta didik.
Kegitan Training
Teacher
dihadiri oleh para guru di daerah Cidadap, semua relawan dan ketua Orsos 45+,
serta pihak dari SDN Bandung Baru 2. Kegiatan ini dimulai dari pukul 10.00
sampai pukul 15.00 WIB.
Banyaknya
LKP yang bermunculan dan para relawandengan tulus memberikan pendidikan untuk
anak bangsa Indonesia menjadi hal yang patut di contoh dan diacungi jempol. Mereka dengan ikhlas
memberikan waktunya untuk anak-anak yang kurang mampu sehinggadapatmengenyam
pendidikan, karena
pendidikan bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas sekolah dan
masyarakat.