(Oleh : Mila Irawati)


Kenalilah
dirimu, perdalam kemampuanmu dan jangan pernah takut untuk mencoba merupakan
motivasi untuk kita semua dari seorang pernghafal Qur’an yaitu Muhammad Habibul
Irsyad yang saat ini tengah menjadi mahasiswa Pendidikan Sosiologi angkatan 2012.
Mahasiswa kelahiran Lampung pada
tanggal 04 mei 1993 sudah memiliki segudang prestasi dalam bidang Qur’an yang
digelutinya sejak ia Mts/SMP. Dimulai ketika ia memasuki Madrasah Tsanawiyah di
pondok pesantren Al Fatah Natar Lampung
tahun 2006 ia sudah memulai hafalan Qur’an
dari juz satu kemudian dilanjutkan juz tigapuluh, barulah
kemudian menghafal juz dua dan seterusnya.
“Tiada henti
untuk terus memberi arti”,
motto hidupnya ini akan diperjelas bagaimana usaha dan prestasi-prestasi yang
telah diraih memiliki arti yang penting dalam hidupnya, Hasil kerja kerasnya
dalam menghafal Al-Qur’an
terlihat dari bagaimana prestasi yang diraihnya selama mengikuti berbagai lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an
(MTQ), bermula ketika ia berumur 14 tahun,ia sudah mengikuti MTQ tingkat Kabupaten
Tanggamus (Juara Harapan II), kemudian rentang usia 14 menuju 15 tahun ia mengikuti sampai 4 perlombaaan
MTQ, yaitu MTQ 5 juz tingkat Kabupaten Tanggamus
(Juara 2), kemudian tingkat kota Bandar Lampung,
tingkat Kabupaten Waikana (Juara
1) kemudian tingkat provinsi lomba 5 juz, namun di tingkat provinsi ini iaketerbatasan
pada keterampilan
tilawah sehingga untuk saat itu gelar juara
tidak diraihnya.
Tidak juara bukanlah suatu kendala baginya untuk menyerah begitu
saja, namun ia tetap mencoba untuk mengikuti momentum MTQ selanjutnya, dimana
ada kesempatan disitulah peluangnya. Kemudian ia mengikuti lomba MTQ 10 juz di Kabupaten
Waikana
(Juara 3), lalu berlanjut mengikuti MTQKabupaten
Lampung
Selatan
(Juara 1), MTQ Provinsi Bandar Lampung
(juara 1). Melihat potensi yang dimiliki semakin mapan, ia pun mengikuti lomba
yang lebih tinggi lagi levelnya yaitu MTQ 20
juz tahun 2010, tingkat Kabupaten (Juara 1), Kabupaten
Tetangga
(Juara 1), lalu tingkat provinsi.
Ditengah-tengah prestasi yang diraihnya, ia pindah sekolah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Fatah Maos Cilacap Jawa Tengah tahun 2011, tapi
prestasi terus mengikutinya, ia memiliki kesempatan untuk mengikuti lomba MTQ 10 juz tingkat Kabupaten Cilacap (Juara1),tingkat Provinsi di
Pemalang (Harapan 1) dan tingkat Kabupaten Cilacap
level 10 juz (Juara 3).
Memasuki dunia perkuliahan, ia tetap dikenal sebagai penghafal Qur’an yang
handal, sehingga dipercaya untuk mewakili UPI pada acara MTQ Kampus tingkat
nasional yang berlangsung di Padang (Juara Harapan
1), berawal dari MTQse-Bandung raya (Juara 3), lalu Senat FPIPS UPI
(Juara 2),ia pun pernah menjadi Kafilah UPI pada
acara ulang tahunnya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mengikuti lomba
Tahfidz Qur’an tingkat nasional cabang 5 juz(Juara 1), selain dari segi hafalan
ia juga pernah memperlihatkan kemampuannya dalam memahami Islam
melalui lomba yang diadakan oleh jurusannya sendiri yaitu Prodi Pendidikan
Sosiologi dalam acara Cerdas Cermat Qur’an
(CCQ) sebagai Juara 1 mewakili kelas A angkatan 2012 di Prodi Pendidikan
Sosiologi.
Semua prestasi yang diraihnya ternyata memiliki sejarah yang
berasal dari kakek buyutnya, konon katanya kakek buyutnya pernah berguru ke
Saudi untuk menjadi pendakwah di Lampung pada masa penjajahan Belanda. Beliau
memiliki petuah yang menjadi sebuah wasiat untuk cucu-cucunya “Kelak dari cucu ke cucuku akan ada anak yang
lahir akan menjadi sepertiku”. Makna dari petuah kakek buyut ini terlihat
dari lahirnya Muhammad Habibul Irsyad sebagai penghafal Al-Qur’an
yang bisa mengamalkan hafalannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu Irsyad yang merupakan
sapaan sehari-harinya memiliki motivasi untuk tetap mempertahankan hafalannya
“Penghafal Qur’an merupakan Ahlullah atau keluarga Allah, makanya saya ingin mempertahankan hafalan agar saya tetap menjadi keluarga
Allah baik didunia maupun di akhirat”
begitu ucapnya. Subhanallah !!!
Melalui muraja’ah, taqrir,
syiar (diskusi/tausiah/mengajar) ia masih bisa mempertahankan hafalannya
hingga sekarang. Meskipun banyak kendala yang dilaluinya seperti masalah
waktu yang selalu menjadi kendala utama dalam mengatur jadwal hafalan, kuliah
dan hal-hal lainnya.
Banyak keberkahan yang telah ia
petik dari pengalaman dalam memperoleh hasil dan prestasinya selama ini,
seperti memperoleh banyak teman dan jaringan, mensyiarkan Qur’an,
murah rezeki dan yang paling menyenangkan yaitu bisa travelling
atau jalan-jalan keluar daerah.
Untuk itu, semoga pengalaman dan prestasi yang dimilikinya bisa
menjadi penyemangat kita untuk terus melangkah maju kedepan meraih apa yang
kita inginkan. Aamiin …..