Jumat,
21 November 2014, Keputrian Mentari kembali digelar oleh Bidang Keputrian
Departemen Kerohanian BEM Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2014.
Keputrian ke-3 pada periode 2014-2015 ini mengusung tema “Handcraft” dengan menghadirkan seorang pemateri dari Mahasiswa Pendidikan
Sosiologi angkatan 2012, yakni Septi Nurhayati. Mahasiswa yang berdomisili Kota
Cianjur tersebut berbagi ilmu dan pengalamannya dalam membuat bros dari kain
perca.
Acara
keputrian dilaksanakan di Ruang 33 Lantai VI Gedung FPIPS UPI dan berlangsung
dari pukul 11.45 sampai dengan 13.00 WIB. Acara tersebut dipandu oleh Riestiani
Kadiriandi selaku MC, kemudian ada lantunan ayat suci Alquran oleh Herti
Kurniawati dan sampai pada acara inti, yaitu penyampaian materi Handcraft dan praktik pembuatannya.
Peserta yang terdiri dari Mahasiswa Pendidikan Sosiologi angkatan 2012, 2013
dan 2014 sangat antusias dan bersemangat mengikuti rangkaian acara keputrian
tersebut.
Panitia
merasa senang dan cukup puas melihat respon dari peserta. Peserta sangat
menyimak saat penyampaian materi, aktif bertanya dan hasil buah tangan mereka
juga dinilai sangat kreatif. Jemari mereka menari bersama kain, benang dan
jarum, serta imaginasi mereka asik bermain bersama warna. Menjelang penghujung
acara, peserta dengan karya yang unik dan kreatif diberikan apresiasi oleh
panitia. Dua orang peserta yang telah dipilih oleh panitia diminta untuk ke
depan dan menunjukkan bros cantiknya. Dua orang tersebut mendapatkan doorprize dari panitia dan tak lupa juga
momen tersebut diabadikan oleh Mery Wulan selaku tim dokumentasi.
“Tema Handcraft
tersebut merupakan hasil dari evaluasi acara Keputrian yang sebelumnya.
Ternyata, jika dianalisis, peserta memang harus diarahkan pada praktik, dan
bukan sekadar teori atau materi. Dengan seringnya praktik tersebut, justru
peserta merekomendasikan kepada panitia agar acara Keputrian dilaksanakan
sesering mungkin”, berikut
pemaparan dari Dian Diana selaku Ketua Bidang Keputrian.
Tidak
untuk memenuhi program kerja saja, Keputrian dengan tema Handcraft tersebut sebagai upaya agar peserta dapat berkarya,
percaya diri dengan hasil yang mereka peroleh, serta mampu menghargai karya
dirinya sendiri maupun karya orang lain. Selain itu, tentu saja mereka pun
memiliki suatu benda yang dapat menjadi kenang-kenangan dari acara Keputrian
tersebut, karena bros yang mereka buat sepenuhnya menjadi hak milik mereka.
Setiap
indra yang telah Allah anugerahkan menjadi bekal bagi setiap insan untuk
membuahkan banyak hal. Maka, salah satu langkah bijak sebagai bentuk syukur
pada-Nya, yakni dengan menghasilkan sebuah karya yang patut diapresiasi.
Selamat berkarya! Dengan karya, maka engkau ada, dengan karya, maka engkau
dikenang.