Rizki Muhammad Ramdhan (Penulis Buku "7 Mata Air Menuju Sukses). Source : http://curhatananaknegeri.blogspot.com) |
Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender.[2][3] Maka dari itu, seringkali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. "LGBTQ" atau "GLBTQ", tercatat semenjak tahun 1996[4]).
Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga diterapkan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.[5][6]
Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini.[7] Beberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini.[8] Beberapa orang tidak menyetujui bahwa sebab transgender dan transeksual itu sama dengan kaum "LGB".[9] Gagasan tersebut jelas dalam keyakinan "separatisme lesbian & gay", yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain.[8][10] Ada pula yang tidak peduli karena mereka merasa bahwa: akronim ini secara politis terlalu benar; akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu; dan akronim ini berarti bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara.[9][11] Di sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT untuk membentuk "LGBTI" (tercatat sejak tahun 1999[12]).[13] Akronim "LGBTI" digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action.[14]
(Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/LGBT)
Di kutip dari http://nemukabar.com/2015/07/adanya-lgbt-karena-ada-pembiaran-dari-masyarakat.htmlhttp://nemukabar.com/2015/07/adanya-lgbt-karena-ada-pembiaran-dari-masyarakat.html ini dia komentar dari Rizki.
Nemukabar.com – Usai diresmikannya LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender) membuat berbagai masyarakat khawatir. Salah satu penyakit seksual yang justru menjadi bagian yang saat ini legal di dunia internasional menjadi perhatian masyarakat luas.
Salah satunya adalah Rizki Muhammad Ramdhan. Tokoh pemuda yang juga penulis buku “7 Mata Air Menuju Sukses” tersebut menilai jika LGBT merupakan bagian dari kehidupan yang menyimpang di kehidupan sosial. Terlebih lagi kultur di Indonesia, LGBT tersebut sangat bertentangan dengan norma kehidupan di masyarakat.
“LGBT ya fenomena yang menyimpang karena jelas-jelas berbenturan dengan standar nilai maupun norma masyarakat Indonesia,” kata Rizki saat dihubungi Nemukabar.com melalui pesan instan, Selasa (7/7/2015).
Rizki juga menilai memang tidak boleh ada diskriminasi terhadap para penyandang penyakit sosial tersebut, namun masyarakat harus ikut membantu untuk menyadarkan mereka agar kembali ke fitrahnya sebagai manusia yang diciptakan dalam keadaan berpasang-pasangan.
“Memang benar jangan ada diskriminasi bahkan kekerasan terhadap LGBT. tapi fakta sosial ini justru harus dijadikan kesadaran oleh masyarakat bahwa harus ada gerakan bersama mengembalikan mereka ke jalan yang benar, sesuai dengan fitrahnya,” tuturnya.
Perkembangan organisasi LGBT saat ini, dinilai Rizki sebagai bentuk dari pembiaran yang terjadi di masyarakat. Sikap acuh dari lingkungan sekitar membuat keberadaan mereka semakin menjadi. Terlebih lagi, saat ini Mahkamah Agung Amerika Serikat telah mengetuk palu dilegalkannya pernikahan LGBT dan berada di bawah naungan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Saat ini LGBT makin menunjukkan eksistensinya karena mereka merasa aman dan ada pemberian dari masyarakat, baru deh saat ini makin berkembang dengan perlindungan dibalik HAM mereka ingin diakui secara sah,” pungkasnya.
Terkait berkembangnya LGBT hingga ada legalisasi dari dunia internasional, Rizki mengimbau agar masyarakat ikut menyelamatkan mereka dengan penentangan terhadap eksistensinya LGBT tersebut.
“Saatnya kita selamatkan mereka, semata-mata karena kita sayang dengan mereka dan masa depan mereka,” imbuhnya. (mib)