(Ilustrasi oleh Samsul R. R.) |
HARDIKNAS = HARI PENDIDIKAN NASIONAL
SURAT TERBUKA UNTUK PENDIDIK
Oleh : Calon Pendidik (2019)*
Senin, 01 Mei 2017/21:13 WIB
Seperti yang di katakan oleh Albert
Einstein “Setiap orang itu jenius, tetapi
jika menilai seekor ikan dari kemampuan memanjat pohon, maka itu akan
membuatnya merasa bodoh seumur hidupnya. Kau tau apa maknanya? Maknanya adalah
setiap orang itu memiliki kecerdasan, kemampuan berpikir masing-masing namun
berbeda, tidak bisa disamakan dan tidak bisa disamaratakan. Jahat sekali jika pendidik
berpikir bahwa kemampuan semua orang itu sama tanpa bisa melihat kemampuan yang
dimiliki orang tersebut.
Wahai pendidik kau bukan seorang bos
yang selalu menyuruh bawahan untuk mengikuti skenario yang kau inginkan, kau
juga bukan pembuat robot yang seenaknya bisa memainkan sesuka hati . Bagaimana
mungkin kau dengan seenaknya menyuruh anak didikmu untuk mengerjakan soal-soal
di luar kemampuan mereka?! Harus mengerjakan tugas yang belum mereka paham,
bagaimana mereka mau maju jika sistem mengajarnya seperti buruh pekerja yang
tanpa peduli mereka bisa atau nggk, dan dengan seenaknya bilang “yang beres tugas
matematika paling cepat, ibu kasih nilai A” . Ayolah bu itu ajaran kuno yang
tak pantas di terapkan di zaman modern ini. Bu mari berfikir sejenak, tega kah
kau mengubah mereka seperti nasib ikan
diatas? Berkutat dikelas, tanpa pernah menemukan bakat mereka, berfikir bahwa
mereka bodoh, percaya bahwa mereka tidak berguna? Ketika
satu orang guru berdiri di depan 40 anak bahkan lebih , dimana setiap anak
mempunyai kekuatan yang berbeda, kebutuhan yang berbeda, bakat berbeda, mimpi
berbeda, dan guru tersebut mengajarkan hal yang sama? Ini Menakutkan sekali..!!!
Kumohon bu Jangan sampai membunuh
kreativitas dan karya mereka, jangan lagi menganggap mereka seperti bodoh, dan
hal yang terpenting jangan menggunakan metode kuno untuk pembelajaran.
Sini bu saya bisikkan rahasia yang paling
besar dalam majunya suatu Pendidikan,
kau tau Ki Hajar Dewantara? Sang plopor
Pendidikan Nasional Indoenesia pada zaman itu, beliau bilang sama saya jadilah pendidik “Ing Ngarso Sung Tulodo yang
artinya didepan jadi teladan, dengan kata lain jadilah teladan bagi peserta
didik dan orang-orang disekitar, Ing Madyo Mangun Karso artinya di tengah
membangkitkan kehendak dengan kata lain harus mampu membangkitkan semangat bagi
peserta didik dan orang-orang disekitar, dan Tut Wuri Handayani artinya
dibelakang memberikan semangat, jadilah pendidik yang selalu memberikan
semangat dan dorongan terhadap peserta didik dan juga orang-orang disekitar. Dan
UNESCO juga bilang, ada 4 pilar dalam Pendidikan :
1.
Learning to know (Belajar mengetahui)
Pendidik harus mampu menemppatkan
dirinya sebagai fasilitator. Disamping itu guru pun dituntut untuk dapat
berperan ganda sebagai kawan berdialog bagi siswaya dalam rangka mengembangkan
penguasaan pengetahuan siswa
2.
Learning to be (Belajar melakukan sesuatu)
Sekolah sebagai wadah masyarakat
belajar memfasilitasi siswanya untuk mengaktulisasikan keterampilan yang
dimilikinya, serta bakat dan minatnya agar tercapai.
3.
Learning to be (Belajar menjadi sesuatu)
Hal ini erat kaitannya dengan dengan
bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi
lingkungannya. Misalnya bagi siswa yang agresif akan menemukan jati diri bila
diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang
pasif, peran guru sebagai kompas
petunjuk arah untuk menumbihkan potensi diri siswa secara utuh dan maksimal
4.
Learning to live together (Belajar hidup
bersama )
Kebiasaan hidup bersama, saling
menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu di kembangkan disekolah.
Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikpa saling pengertian
antar suku, ras, agama
Mari
kita bersama-sama untuk merubah sistem pendidikan kearah yang lebih baik.
Mengubah apa yang selayaknya harus di ubah, dan meningkatkan apa yang
seharusnya ditingkatkan. Di Hari
Pendidikan Nasional ini, izinkan saya untuk berpesan “Jadilah Pendidik yang
selalu menanamkan semoboyan dari Ki Hajar Dewantara, pendidik yang inspiratif,
dan yang lebih penting pendidik yang selalu bekerja dengan hati tanpa adanya
dengki hati.
“Education’s purpose is replace an empty mind with an open one” ~ Malcolm S. Forbes
Daftar pustaka : dari berbagai sumber dan terinspirasi
dari “Sistem Menggugat Sekolah”
*) Meidina Siti Fatimah (Manajer Produksi JMPS 2017-2018 & Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2015)
#OpiniJMPS
*) Meidina Siti Fatimah (Manajer Produksi JMPS 2017-2018 & Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2015)
#OpiniJMPS
#JMPSASIK