MERDEKA ITU
PEGANG KENDALI, BUKAN PEMBEBASAN DIRI DALAM GLOBALISASI
“M
|
erdeka atau mati.” 72 tahun yang lalu kalimat
itu mampu menyihir dan membakar jiwa pemuda Indonesia untuk melawan penjajah.
Kini, kalimat itu hanyalah seuntai kalimat sejarah. Kata MERDEKA kehilangan
maknanya, bahkan kata MERDEKA hanyalah ucapan basa basi di hari perayaan ulang
tahun Republik Indonesia setiap tahunnya.
Bersamaan dengan semakin pudarnya makna
kemerdekaan, karakter dan mental pemuda Indonesia pun perlahan rapuh. Para pemuda
Indonesia terlena dengan hal-hal yang tak berguna dan mengedepankan kesenangan
semata. Membiarkan diri digerus globalisasi adalah bentuk pembebasan diri tanpa
kendali, sehingga pada akhirnya kesadaran akan berharganya sebuah kemerdekaan
tak lagi diresapi dan direnungi. Makna kemerdekaan pun hanya disikapi dengan
pemahaman seadanya.
Pemahaman bahwa merdeka itu bebas berekspresi, bebas hura-hura,
bebas huru-hara, bebas tanpa batas, dan masih banyak lagi pembenaran akan
kebebasan yang salah. Apakah dengan itu makna kemerdekaan kita sikapi?
Pernahkah terpikir bebas dan merdeka itu ketika kita bisa memegang kendali atas
diri sendiri? Jika kita mengganggap merdeka itu hanya kebebasan, hura-hura, dan
kesenangan semata, akan jadi apa pemuda Indonesia? Akan dibawa kemana hasil
keringat dan darah pahlawan kita? Pemudanya saja hanya mengutamakan pesta pora
dibanding membantu sesama.
Fenomena miris yang menjangkit pemuda saat ini
mungkin sudah muak kita dengar sehari-hari, seperti gaya hidup konsumtif,
mengekor budaya barat, mencari eksistensi diri dengan membuat sensasi di media
sosial, dan masih banyak lagi fenomena yang kebanyakan pelakunya adalah pemuda.
Inikah kebebasan yang selama ini kita agungkan?
Globalisasi adalah hal yang tak mungkin kita
hindari. Namun sudah tugas kita sebagai pemuda Indonesia untuk tidak kehilangan
jatidiri, tidak lupa diri, tidak menutup mata pada budaya sendiri. Jangan
biarkan berbagai bentuk penjajahan justru kita hadirkan sendiri, lewat gaya
hidup kita selama ini. Sudah saatnya kita bijak dalam bersikap, bajik dalam
berbuat. Agar makna merdeka bukan hanya sekedar sejarah di buku cerita.
Sadarlah wahai pemuda! Maukah kau digilas dan
dikendalikan zaman? Merdekalah! Sadarlah bahwa kita memegang kendali atas diri
sendiri! Bukan membebaskan diri terbawa
arus globalisasi!
Merdeka atau mati!! Dirgahayu ke-72 Indonesiaku!!