Santap Karya: 10 Tips untuk Mahasiswa Sosiologi Baru



Halo, pembaca cerdas!
Sudah satu bulan kita kedatangan anggota keluarga baru, tapi sampai hari ini kok belum ada tulisan satupun untuk menyambut kedatangan mereka? Aduh... Mungkin kemarin padat nyiapkan karya spesial untuk mereka, kan? Hehehe...
Pada kesempatan bahagia ini penulis ingin berbagi sedikit tips untuk mahasiswa baru, khususnya yang berkuliah di jurusan Pendidikan Sosiologi. Basically, tips-tips ini bisa dipakai untuk semua mahasiswa baru, tapi karena ini specifically untuk mahasiswa Pendidikan Sosiologi, beberapa istilahnya spesifik Sosiologi ya gengs.
Without further ado, here goes!

Kenali dan dekati kakak tingkat

Para mahasiswa lama yang sudah terlebih dahulu masuk dan berkuliah di jurusan Pendidikan Sosiologi (yang biasanya disebut kating alias kakak tingkat) bukanlah harimau yang akan menerkam kalian pada saat Masa Bimbingan! Mereka sama-sama mahasiswa, dengan kelebihan dan kekurangannya, sama-sama kita semua masih belajar (saya juga, lho).
So, jangan malu untuk menyapa kakak tingkat. Ajak mereka ngobrol santai, jangan hanya sekedar minta tanda tangan untuk mengisi buku Masa Bimbingannya saja! Ada banyak kakak tingkat dengan pengalaman menarik yang bisa jadi inspiratif agar kita semakin betah kuliah di Sosiologi. Siapa tahu juga ada yang ganteng dan cantik yang bisa, ahem, dibidik. ;)
Lagipula, kalau kalian dan kakak tingkat itu sudah saling kenal, saya yakin betul kakak tingkat itu akan menyapa kalian duluan. Kalau sudah saling kenal, akan menjadi teman biasa, kan? Malah beberapa kakak tingkat lebih senang disebut dengan namanya tanpa embel-embel akang atau teteh (saya termasuk di dalamnya).

Pahami karakter dan watak dosen

Dosen bukan semuanya predator yang akan menerkam kalian kalau salah bertindak, tapi bukan pula pembawa cerita sebelum tidur! Setiap dosen punya watak berbeda. Ada yang galak, ada yang tegas, ada yang santai, ada juga yang macam-macam tugasnya. Pahami masing-masing dosen: wataknya, karakternya, gaya mengajarnya, pokoknya semuanya deh! Kalau sudah paham, kalian bisa belajar di kelas dengan nyaman--dosen akan menjadi partner atau rekan kalian dalam belajar, bukan seorang penceramah.

Hindari terlalu santai dan terlalu sibuk

Banyak dosen dan kakak tingkat selalu berteriak, jangan kuliah-pulang-kuliah-pulang! Oke, di satu sisi, ini bagus. Tapi di sisi lain, jangan juga terlalu sibuk sampai ikut 10 kegiatan sekaligus. Kalian harus bisa balance kegiatannya, antara kuliah (termasuk waktu untuk nugas), kegiatan kemahasiswaan, olahraga, seni, dan tentu saja waktu santai untuk dihabiskan dengan keluarga tercinta (atau sendirian, atau dengan pacar. Come on, Bandung luas bro!).

Aktif di kegiatan dalam dan luar kampus

Mahasiswa yang hanya aktif di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi saja belum cukup! Ada banyak aktivitas di luar himpunan yang bisa kalian pilih. Hindari hanya ikut satu kegiatan, tapi hindari ikut terlalu banyak kegiatan. Pahami betul kapasitas diri, lalu ambil kegiatan yang sekiranya menyenangkan.

Perbanyak aktivitas olahraga, seni, dan bela diri

Banyak sekali mahasiswa Sosiologi salah kaprah tentang kata sosial dan kekompakan. Banyak juga yang akhirnya ingin kompak malah jadi rusak kekeluargaan kelompoknya, jadi gap-gapan, atau bahkan jadi saling dingin satu sama lain. Kalau kalian ingin tahu seperti apa sosial dan kompak yang nyata, investasikan setidaknya dua jam per minggu kalian untuk ikut aktivitas olahraga, seni, dan/atau bela diri (apalagi bela diri).
Jangan kira, mahasiswa Sosiologi justru harus aktif di kegiatan-kegiatan itu, lho. Apalagi bela diri. Sudah jadi mahasiswa kekurangan olahraga bisa mendorong penyakit, kelelahan, depresi, stress, atau bahkan cuti paksa karena tidak kuat beban kuliah. Banyak riset membuktikan bahwa kegiatan olahraga dan bela diri justru sangat bermanfaat untuk melatih kemampuan otak.
Saya termasuk yang jarang sekali baca buku di rumah, dan aktif di kegiatan bela diri. Bahkan dalam seminggu saya bisa latihan sampai tiga kali. Yang saya rasakan: sekalinya saya baca buku, rasanya cepat sekali menerap, apalagi ditemani secangkir susu atau teh dan sepiring biskuit. Selain itu, saya bisa dengan cepat mengikuti dan menyerap ilmu yang disampaikan di kelas. Pernah dulu saya sempat vakum dari bela diri, dan akhirnya saya sangat sulit belajar, baik di kelas maupun di buku.

Perbanyak baca buku

Please! Mahasiswa Sosiologi itu harus banyak baca buku, selain harus terjun ke masyarakat dan bla-bla-bla. Kita terjun ke masyarakat tanpa bawa bekal, sama saja terjun ke medan perang tanpa bawa senjata! Teori dan pengetahuan yang luas adalah modal awal seorang Sosiolog untuk bisa bekerja untuk kemaslahatan masyarakat di masa depan. Mulai dari buku-buku pengantar, sampai ke buku-buku yang lebih lanjut. Apabila ada yang mengganjal (baca: sulit dipahami), kalian punya kakak tingkat dan dosen yang selalu senang di-kepoin tentang hal-hal seperti ini.

Belajar bahasa asing sampai lancar

Di zaman seperti ini, bukan lagi waktunya berkata, Aduh, bahasa inggris itu susah! Aku ga bisa belajar bahasa inggris! Ga ngerti-ngerti atuh da gimana blablablablablabla PLEASE! Bahasa Asing bukan lagi wajib, bukan lagi harus, tapi butuh. Kalian akan menghadapi banyak sekali hal yang harus ditaklukkan dengan kemampuan berbahasa asing yang fasih, termasuk ujian TOEFL saat hendak lulus S1. Karena itu, kalian bukan lagi wajib, harus, tapi butuh belajar bahasa asing. Mumpung belum terlambat, segera mulai belajar!
Bisa belajar sendiri dengan bantuan YouTube dan Gadget, kursus (agak mahal sih), atau membuat kelompok belajar rutin. Ada banyak kakak tingkat yang fasih bahasa asingnya, dan ada beberapa dosen yang senang membimbing mahasiswanya belajar bahasa asing, bahkan dari dasar sekalipun. Ada juga kok kakak tingkat yang sama-sama sedang belajar, jadi kalian bisa saling belajar dan membelajarkan. Manfaatkan!
Bicara tentang bahasa asing, semester ini ada kuliah Bahasa Inggris I ya? ;)

Mahirkan memakai komputer

Tugas kuliah itu bukan lagi membuat rangkuman atau resume melulu. Sedikit-sedikit makalah. Sedikit-sedikit presentasi kelompok. Laporan observasi. Bikin instrumen. Bikin resume di komputer. Upload tugas ke SPOT. Baca tugasnya online. Lihat video lalu buat rangkuman. Banyak sekali ragam tugas di era milenial seperti ini yang tentu saja akan harus membutuhkan bantuan gadget dan internet.
So, mahirkan kemampuan berkomputernya! Waktu empat jam lebih itu yang biasa dipakai untuk membaca status-status alai dari Prestigeholics and the like, ngegosip ngomongin temen yang nyebelin, atau chat enggak jelas di grup angkatan--bisa dipakai untuk belajar, lho. Ingat, kalau tidak bisa sendiri, ada teman-teman yang mau belajar.

Kurangi media sosial berlebihan

Dua puluh empat jam waktu kita per hari dan habis lebih dari sepertiganya di media sosial untuk mengarungi arus posting tidak jelas? Please. Yang ada posting-posting seperti itu malah bikin bad mood. Siapa sih yang tidak jengkel temannya upload foto-foto sedang bersenang-senang saat kita tidak sedang bersama mereka?
Sudah jadi mahasiswa kok ketagihan sosial media. Pfft.

Belajar mengajar dari awal

Kita kuliah di jurusan pendidikan. Karena itu, kita, suka atau tidak, akan kembali ke sekolah, ke meja guru, ke hadapan siswa-siswa. Khususnya siswa SMA, karena kita Pendidikan Sosiologi. Ada bagusnya kita mencari pengalaman mengajar dari sejak semester 1. Baik sukarela di berbagai tempat, atau kerja sampingan. Percaya deh, pengalaman mengajar dari awal itu akan benar-benar bermanfaat, baik selama kuliah, PPL, atau bahkan saat nanti sudah di dunia kerja.
Dosen dan alumni banyak yang bilang, SKPI bertuliskan keaktifan organisasi akan bermanfaat. Tapi dari pengalaman saya selama dua tahun di dunia kerja (sambil kuliah), justru yang dilihat itu attitude, skill dan tentu saja work experience alias pengalaman kerja. Mau coba sendiri?

Ingat, kuliah empat tahun kedepan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, atau pula memilukan. Semua kembali pada diri kita sendiri. Ratusan halaman buku Pengantar Sosiologi tulisan Ibu Elly Malihah dan Bapak Usman Kolip itu akan terasa mudah dan asyik saat kita bawa asyik, dan akan terasa pening saat kita bawa pusing. Jadi, bawa enjoy saja!
Selamat datang di Pendidikan Sosiologi <3
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oleh: Aldian Hudaya (Anggota JMPS 2017-2018), Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2015)

Yang ingin menghubungi: http://t.me/oichidan