Santap Karya: Kolom Puisi



 

Wajah 

Oleh: Anisya Andriani
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017

Tak tega hati ini
Melihat ibu pertiwi bersedih
Kebingungan di landa gundah gulandah
Apakah gerangan yang sedang engkau pikirkan ?

Air mata berlinangan di wajahnya
Bibirnya terpaku diam
Banyak kata yang ingin terucap
Hanya jeritan jeritan hati yang dirasa

Tawa ceria  kuncup bunga muda
Menggambarkan wajah negri ini
Semangat yang menggebu
Memperlihatkan perjuangan masa lalu

Tiupan angin senja di padang savana
Menerbangkan sang dandelion
Menghantarkan pesan kehidupan
Kehidupan yang akan membutakan mata

Akan ada banyak angin menerpa ibu pertiwi
Jangan pernah kau lengah menghadapinya
Jadilah pohon oak yang berani menantang angin
Tetap tegak dan lindungi ibu pertiwi 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Klasik

Oleh: Karin Hans Priliska,
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017

Seperti itu aku berdistraksi denganmu
Tak terfikir untuk menghilang dari bayang semu
Imajinasiku tak lagi bergumam tentang mimpimu
Aku berlari menjauh menghanyutkan dirimu
Namun,
Kami klasik
Dirimu klasik
Jiwamu klasik
Berdistraksi dengan elegi yang klasik
Artinya,
Sakitmu menyeluruh perih
Berdenyut tak berhenti letih
Ingin mennangis mengadu parah
Berteriak memaki dirimu penuh marah
Aku ingin pulang
Seperti senja yang malang
Runtuh bagai daun yang gersang
Sakitmu tetap tak berurai sayang
Karena klasik tidak pernah menghilang
Sakitmu, rasamu akan selalu terngiang
Dan aku mati tanpa melayang,
                                                                          Sayang.                                                                     

---------------------------------------------------------------------------------------------------------


RINDU


Oleh: Khoerudin,
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2016

Untuknya ku titipkan
Cinta yang tlah ku tetapkan
Pada angin yang kebingungan
Berputar-putar mencari jalan

Mata dan telinga tak pernah bohong
Selalu melihat dan mendengar kenyataan
Nurani dan hati menjadi jalan
Senyum dan bahagia menjadi tujuan

Meski jasad tlah membumi
Rumput liar tumbuh dan menari
Karya dan jasa takan ku lupa
Mengembun dan menetap dalam jiwa

Rabu, 18 Oktober 2017

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku dan Kamu


Oleh: Nij

Dalam perjalanan mencari aku
Aku bertemu dengan kamu
Aku akan berpura-pura menjadi kamu
Kamu pun akan begitu

Di sini aku dan di sini kamu
Di sana aku dan di sana juga kamu
Karena kamu ada dalam aku
Karena kamu adalah perwujudan aku

Kita terisolir dalam luka
Membiasakannya agar tak terasa
Diantara keramaian kita dalam kesepian
Kita dalam penantian yg tak pasti

Kau selalu menutupi kekuranganku, begitupun aku
Diantara luka yg sama-sama kita rasakan
Kita akan tertawa melupakannya
Kita akan sama-sama menjauh dari mereka

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
The Mysterious Girl In The Room 


Oleh: Moh. Fahri Husaeni, 
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017

          Elegance, sophisticated, alluring, mysterious, all surrounded by your flawless beauty, but I’m coulrophobic and I’m afraid of what you hide behind that thick makeup. 

            Your presence is as if you’re the daughter of the grim reaper, as you gaze through my soul with your eyesight, with your cold blooded expression that cuts my heart like a scythe.

            I could stare at your maleficent beauty all day, yet it stares back at me like an abyss, not knowing what you hold inside your heart, I only wish that I could take my chance at you like throwing a dart.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan Hujan

Oleh: Tiara Gustie

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017

Dan hujan turun lagi sayang
Menemani sunyiku, memecah rindu
Dan hujan hujan turun lagi kasih
Menebar pesona, harum dirimu
Dan hujan turun lagi cinta
Mengundang kenang, disegala ruang
Dan hujan turun lagi
Di Bandung sekarang ini
Di tempat Tuhan mempertemukan kita
Dan hujan turun lagi kekasihku
Ia menghiasi pelupuk rindu di lembayung senjaku 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bungkam Pada Meriam
Oleh: Khoerudin
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2016

Hari tentang aku yang sedang melayang
Dilempari paku juga meriam
Tolong tolong dan tolong
Itu yang hanya bisa kulakukan
Entah tak terdengar atau memang dihiraukan
Mereka seolah bungkam dan terdiam
Lagi kuteriakan tolong tolong tolong
Dan lagi kuhanya dianggap anjing yang melolong

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Annoying Little Heart

Oleh: Moh. Fahri Husaeni, 

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017


            Annoying and cheerful little spirit, you’re first and loudest noise in the room.

            You immediately caught my attention when we first meet and day by day you’ve caught my heart little by little through what seems to turn my curiosity into attention everyday. I want to know more about you so we could be together, because I have a feeling that our hearts belong together.


            Chasing your little heart is hard because I’ve been joking with my own words so you couldn’t tell how much feel about you, joking along and using swear words like we’re best friends, but honestly I always wanted you to be more than friends, because knowing that if we are together our love would know no ends. 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini
Oleh: Tiara Gustie

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017


Hari ini aku berjalan dibawah atap lembayung senja
Yang masih berlukis cahaya jingga mempesona
Ku tatap ia dicakrawala
Tapi sepertinya kini ia tak seindah sebelumnya..

Hari ini berjuta rasa hadir mengundang tanya
Bagaimana kabarmu cinta?....
Masih samakah engkau seperti sebelumnya?....
Masih haruskah aku menetap?
Menetap pada harap yang entah tahu kapan kunjungnya....

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sun Smile

Oleh: Moh. Fahri Husaeni, 

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi 2017

            No matter what condition I’m in angry, happy, sad, tired, or weak…. You always seem to make me smile.
            Your pure innocent sweet smile that shine through my heart, although it is shrouded in darkness, somehow your smile seems to let my dead heart beat, because knowing our souls were destined to meet.
            Always keeping my head up although I’m drowning in my own pool of stress and problems. It’s not the fear of rejection that I’m afraid, it’s the fear of leaving you behind in the dead of night, because I’m not your medieval shining white knight.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------