Frismayanti F
Orang bilang,
Semakin hari, cinta menjadi sebuah kebutuhan.
Orang bilang,
Semakin hari, semakin kita terdorong untuk menemukan seseorang yang akan bersama-sama terperangkap dengan kita hingga penghabisan waktu bernafas.
Orang bilang,
Buatlah dan jalanilah kisah hidup yang fana ini sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Menyingkirkan takdir.
Karena katanya,
Cinta menjadi penuntun utama penulis naskah.
Katanya,
Segala awalan yang diiringi cinta akan terasa manis.
Katanya,
Menggila karena cinta itu puncak dari kehidupan bahagia.
Katanya,
Percikan api yang ditimbulkan akibat interaksi dua insan yang dimabuk cinta itu ada sebagai pelengkap cerita.
Katanya, katanya, katanya...
Tapi, nyatanya
Tangan tangan cinta, berani menyentuh pipi ini menjadi lebam.
Mulut cinta, berani menciptakan kata-kata memaki diri.
Kaki-kaki cinta, berani menghempaskan menghadap dinding nestapa.
Pemikiran-pemikiran cinta, berani menjauhkan cinta yang sebenarnya pada diri.
Hingga tersadar,
Cinta dengan racun itu sama.
Cinta dengan kebodohan itu hampir mirip.
Cinta dengan kenestapaan itu memang ada.
Bagaimana?
Masihkan menaruh harapan terhadap cinta?