Kalau bisa besok, kenapa harus
sekarang?
Oleh
: Fairuz Akhiarul A
Seni menunda nunda tugas merupakan
budaya yang telah lama ada, berkembang, dan berevolusi semenjak ratusan tahun
yang lalu dan telah diwariskan secara turun-tenurun dari generasi ke generasi. Budaya
ini telah diterapkan diberbagai aspek kehidupan sosial masyarakat, dari hal
sepele seperti menunda tugas sekolah sampai hal yang berat, seperti menunda
menyatakan rasa.
Setidaknya itulah yang
tergambar di benak penulis ketika salah seoarang rekan “menagih” skrip santap
karya minggu ini, tepat beberapa jam sebelum tulisan ini dipublikasikan.
Walaupun sudah direncanakan semenjak beberapa bulan yang lalu, namun dalam pelaksanaanya
tetap saja ditunda-tunda. Nahasnya hal ini tidak hanya terjadi pada satu atau
dua orang saja. Fakta dilapangan bisa membuktikan, hal ini terjadi pada
rata-rata manusia.
Entah mengapa dan bagaimana ketika diri ini
berkehendak mengerjakan tugas jauh-jauh hari sebelum deadline, jiwa dan raga
ini seolah menolak. Otak kita terhalang kabut. Pikiran kita tersendat. Hati
kita diam tak bergerak. Bagaikan mobil tua yang sudah berkarat.
Akan tetapi, berbeda
ketika baru mengerjakan tugas tersebut hampir jatuh tempo pengumpulan. Dalam
waktu yang singkat, otak kita menjadi lebih kreatif dan bermunculan ide-ide
cemerlang yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dari otak turun ke hati, mengalir
keseluruh tubuh, mengisi setiap saraf, menggerakkan jari jemari sampai akhirnya
ditulis dan diabadikan diatas secarik kertas.
Budaya ini telah menjadi candu, yang sulit diubah dan ditinggalkan. Walaupun efeknya tidak mematikan secara langsung seperti miras, narkoba dan pornografi. Akan tetapi kebiasaan ini bukanlah suatu hal yang patut dipelihara, terutama oleh kaum muda. Perlu ada kesadaran dari dalam diri untuk mengupayakan perubahan tersebut. Bukan melarang apalagi mengharamkan. Namun perlu diingat, demikian itu bukanlah hal yang baik. Karena menunda tugas, sama saja mengumpulkan beban kegelisahan dikemudian hari. Toh belum tentu juga kita bisa mengerjakannya dilain waktu. Kalau bisa sekarang, kenapa harus besok?