"Kisah"
Oleh : Lisda Amelia
Karenamu akhirnya aku memiliki sebuah kisah. Dimana terkadang, ketika aku hendak menuliskannya, semua hilang. Karena pada akhirnya kau hanya harus berada di dalam benakku. Karena kisahmu tidak lagi sebagai sesuatu yang bisa kita kehendaki, kisah yang tak mampu kutulis sebagai cerita.
Padamu, akhirnya aku menemukan pembelajaran yang paling paling agung tentang keteguhanmu, bagaimana kamu tetap mengemas suci keyakinan mu, disamping kehidupan dan perasaan rumit yang telah kau lalui dalam hidupmu.
Waktu tidak akan pernah berhenti. Sementara dirimu, kini hanya akan hidup didalam tulisanku, ku simpan pada bagian perasaan terdalam di benak demi benakku untuk mengingatmu selamaya.
Aku memahamimu dengan caraku, dan kau hadirkan aku dihidupmu dengan caramu. Dan kita tidak akan pernah bersama karena keyakinan diantara itu. Biarlah kau abadi sebagai sebuah kisah yang tidak pernah kita mulai dan kita akhiri.
Dan aku seperti akan merindukanmu selamanya, rindu yang tulus, rindu yang tenang tanpa gemuruh, rindu yang ku kehendaki, bahkan jika rindu itu tanpa campur tangan pertemuan.
Kini kau mengajariku, bahwa dewasa adalah tidak menghendaki perasaan kita menjadi sepenuhnya milik kita, dewasa adalah hidupku yang ku serahkan untuk bahagiaku, bahagiamu, dan bahagianya. Dewasa adalah keikhlasan, dan meletakkan bahagia yang saat ini tak berusaha kucari lagi.
Satu hal yang perlu kita sanjung, tidak kita kotori kisah ini dengan sedikitpun kebencian. Karena begitulah seharusnya ketulusan. Melenyapkan segala keegoisan diri demi kata suci bernama cinta. Kata mereka.