Santap Karya : Insecure Hak Semua Orang

 Insecure Hak Semua Orang
Oleh : Devi Shinthia

Merasa insecure bukanlah suatu kesalahan, menjadi tidak percaya diri bukanlah hal yang memalukan, dan merasa kekurangan bukan berarti tidak bersyukur. Setiap orang di muka bumi ini pasti gemar sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Menjadikan orang lain sebagai “patokan” dan memaksakan dirinya untuk harus “seperti itu”. Semenjak ada kata insecure, makhluk di muka bumi ini beramai-ramai  memproklamasikan dirinya bahwa ia merasa insecure. Apalagi ketika melihat seseorang yang “lebih” dari dirinya, rasa insecure itu pasti akan selalu ada, karena kita hanyalah “manusia biasa” yang nggak pernah merasa cukup. It’s a normal thing, semua orang berhak merasa insecure.

Sebelum aku bisa berdamai dengan diriku sendiri, aku pun makhluk yang sering merasa insecure. Beribu pertanyaan bergelut di kepalaku, “kok orang lain bisa sih sepinter itu?”, “pasti enak ya jadi dia”, “kenapa aku ga secantik orang-orang sih”, “kok bisa ya dia berani speak up di depan banyak orang”. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang mengganggu isi pikiranku, ketenangan jiwaku dan membuat aku sulit untuk berdamai dengan diri sendiri. Hal ini yang membuat aku merasa tidak memiliki sesuatu yang bisa “diunggulkan” dan “dibanggakan”, rasanya sesak ketika aku sulit untuk menerima diriku sendiri. Hingga pada akhirnya aku sadar bahwa insecure ngga akan ada habisnya, aku mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri dan aku jadikan hal ini sebagai motivasi untuk bisa terus meng-upgrade diri menjadi lebih baik. Menjadi si ambis yang memiliki kemauan kuat untuk bisa berubah.

Ketika aku merasa insecure, semesta menamparku seolah sedang berkata “kalo orang lain bisa, kenapa kamu enggak?” di situlah aku yakin bahwa terkadang merasa insecure memang diperlukan, agar kita mempunyai ambisi dalam hidup. Ya sederhananya biar hidup kita ga stuck di situ-situ saja. Kita bisa mengubah diri kita menjadi lebih baik dengan versi terbaik dari diri kita sendiri. Jangan menjadikan “orang lain” sebagai patokan untuk berubah. Karena mau sebesar apa pun effort yang kamu lakukan, kamu tidak akan pernah bisa menjadi “orang lain”, begitu pun orang lain yang tidak akan bisa menjadi “kamu”. Setiap orang punya kapasitas dan potensinya masing-masing yang tidak bisa disamaratakan. Kamu tidak harus menjadi yang paling hebat untuk bisa dibanggakan, kamu tidak harus menjadi paling pintar untuk bisa berprestasi, dan kamu tidak harus menjadi paling cantik untuk bisa disukai. Kamu hanya harus berdamai dengan diri sendiri agar kamu bisa mencintai diri kamu sendiri apa adanya. Karena tidak ada yang benar-benar mencintai kamu, selain diri kamu sendiri. Dan tidak ada yang bisa mengerti kamu, selain diri kamu sendiri.

Untuk kamu yang sedang merasa insecure, kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa menjadi lebih baik.  Kamu hanya perlu menjadi kamu yang terbaik dengan versi terbaik dari dirimu sendiri. Everyone is unique, kita adalah makhluk Tuhan yang diciptakan sedemikian sempurnanya dengan keunikannya masing-masing. Jangan pernah mendengarkan orang-orang yang membuatmu merasa “rendah”. Jangan biarkan orang lain mendefinisikan kebahagiaan kamu. Bersahabatlah dengan diri sendiri dan lakukanlah practice self-love yang bisa kamu lakukan dengan self affirmation. Sering-seringlah bilang ke diri kamu sendiri  kalo kamu “i’m the greatest”, “kamu hebat”, “kamu baik”, “kamu cantik”,  “kamu kuat”, dan kamu “worthy”.