Lisda Amelia
Kalian bising dan merasa greget ngga sih sama berita-berita pelecehan seksual yang sedang meluap di jagat media sosial. di tiktok, di twitter, di instagram, semua berita pelecehan seksual sedang hangat dibicarakan, yang paling trending saat ini sih berita pelecehan seksual yang terjadi di UNRI, dan kita sebagai anak sosial pasti langsung paham kalau permaslaahan pelecehan seksual bukan masalah sederhana, tetapi masalah struktural yang terkait dengan permasalahan gender juga. Dimulai dari kebanyakan pelecehan seksual di alami oleh perempuan, korban pelecehan seksual sering kali kesulitan mengungkapkan pengalaman buruk tersebut bahkan hanya untuk bercerita kepada kerabat terdekatnya, bayangkan apalagi untuk melaporkannya dan terkait dengan hukum? Apalagi itu jika ada relasi kekuasaan didalamnya, maka korban akan semakin kesulitan. Dan, masih banyak lagi pengetahuan yang meliputi pelecehan seksual yang wajib banget kita pelajari inget ya, harus mulai kita pelajari! untuk kebaikan dan kerukunan masyarakat bersama. Saya disini mau mengajak teman-teman semua untuk melakukan hal-hal yang mungkin bisa semoga bisa membantu permasalahan sosial ini, ini sih hanya tips-tips kecil saja sebagai reminder, walaupun tindakan kecil, tapi hal besar dimulai dari tindakan kecil kan? karena saya juga yakin teman-teman sudah paham dengan baik mengenai hal-hal seperti ini, karena Alhamdulillahnya kita ada dalam lingkungan yang aware sekali terhadap permasalahan pelecehan seksual, nah berikut tips-tips simpel tapi sepertinya sering dilupakan :
1. Jangan sepelekan candaan-candaan!
Walaupun kita sebagai anak sosial yang seringkali dalam kelas belajar menyinggung pelecehan seksual, tapi masih banyak loh yang memilih candaan-candaan yang mengarah ke pelecehan seksual, itu jangan dibiarkan ya teman-teman, kita jangan malas dan takut disangka baperan kalau kita negur. Dalam piramida rape kultur, rape jokes itu sendiri berada pada tahap normalisasi dimana hal itu sering disepelekan karena sudah terbiasa terjadi, dan dianggap tidak akan menjadi masalah besar! So jadi, jangan pernah peduli kalau kita marah terhadap candaan-candaan yang mengarah kepelecehan seksual dan dibilang baperan, jangan peduli! Untuk contoh candaan-candaan itu sendiri nanti kita bahas ditulisan selanjutnya. ;)
2. Jangan malas jelasin dan jadi pembela
Kadang kala, dilingkungan keluarga yang kurang edukasi, dilingkungan pertemanan, dan dimanapun jika menemukan, mengenai permasalahan sosial jenis ini banyak sekali stigma yang masih dianut dalam pemikiran masyarakat, semisal ada permasalahan pelecehan seksual dimana seorang perempuan dilecehkan oleh laki-laki tidak dikenal dijlanan maka yang disalahkan adalah seorang perempuan itu sendiri, atau misal pendapat bahwa laki-laki terbebas dari pelecehan seksual padahal laki-laki juga banyak sekali yang menjadi korban pelecehan seksual, guys! Jika menemukan pendapat-pendapat yang masih miring Kita jangan malas jelasin pendapat yang lebih baiknya, jangan takut tidak akan diterima, asal kita jangan jelasin pakai emosi ya! Karena walaupun sedikit penjelasan kita, tapi itu akan menambah sudut pandang orang lain, dan itu akan membantu untuk mendobrak stigma-stigma miring dimasyarakat kita.
3. Mulai aware dengan isu-isu mengenai pelecehan seksual!
Guys beneran deh, tentang pelecehan seksual ini sudah menjadi permasalahan darurat, kita harus sangat aware terhadap isu-isu mengenai pelecehan sosial, mengenai pengetahuan terhadap pelecehan seksual, minimal kita tahu jenis-jenis pelecehan seksual itu apa saja, karena pengetahuan pengenai pelecehan seksual juga akan bermanfaat untuk kita juga! Saya yakin sekali bahwa permasalahan pemerkosaan dsb itu berasal dari hal-hal kecil yang disepelekan, seperti candaan-candaan mengenai pelecehan seksual yang dinormalisasi, bahkan tidak diketahui bahwa itu merupakan bagian dari pelecehan seksual, maka saya berharap sekali bahwa kita bisa memulai untuk menghindari hal-hal tersebut.
Hanya 3 tips dari saya, dan jika ada tambahan dari teman-teman, kalian bisa komen dipostingan IG JMPS Mengenai “Break Down Sexual Harassment”