Dariku

Bangun di pagi hari dan menampakki dirimu yang masih merasa lelah.

Makan di siang hari dan entah mengapa dirimu kehilangan selera.

Berbaring di malam hari dan berusaha untuk terlelap tetapi dirimu disibukkan dengan prakata dalam pikiran.

Sejatinya, waktu untuk seluruh manusia dimuka bumi ini adalah sama. 24 jam lamanya. Tetapi mengapa, untuk dirimu beristirahat pun sulit?

Ingat tidak, dulu, saat kamu kecil, kamu seringkali marah karena papa selalu pulang larut malam. 'Seolah-olah papa tak sayang aku', katamu waktu itu. 

Atau, ketika kamu merajuk, karena mama yang selalu sibuk dengan urusan rumah. 

'Mama padahal aku ingin diperhatikan', katamu lagi waktu itu.

Lantas, apa bedanya dengan kamu yang sekarang? Yang saat ini berada dihadapanku, dan berusaha memahami prakata yang aku sampaikan.

Kataku, kamu sama seperti papamu, yang sibuk akan kerja padahal entah apa yang saat ini sedang kamu kejar.

Kataku, kamu sama seperti mamamu, yang terlena dengan kerja hingga lupa untuk memperhatikan dunia.

Kataku, kamu lupa bahwa dirimu pun perlu untuk diperhatikan.

Turuti perintahku;

Usap dahimu, seberapa dalam kerutan itu? 

Bahkan aku pun tahu sudah seberapa banyak kamu berdialog karena kebingungan.

Usap bibirmu, seberapa lebar senyuman itu? 

Bahkan aku pun sadar sudah seberapa banyak perihal rasa yang kamu simpan dalam diam.

Dan usap lah matamu, seberapa hitam kelopak bawah matamu? 

Bahkan aku pun tak ragu untuk berkata, bahwa kamu telah kehilangan banyak waktu istirahat.

Biar, biar saja prakataku ini kamu anggap marah. Siapa suruh tak mau memperhatikan dirinya sendiri. 

Tetapi, dilain itu, aku ingin berkata;

Kamu sudah sangat hebat dimataku, lantas pelankanlah langkahmu karena tidak ada yang sedang diburu.

Kamu juga sudah melakukan yang terbaik, terbukti dengan banyaknya mimpi yang saat ini sudah kamu raih.


Dan aku juga ingin berkata;

Bahwa istirahat sejenak bukanlah suatu kesalahan.

Bahwa pulang bukanlah suatu kejahatan.


2 November 2021 – 22.28

Saché