Santap Karya : Tawuran Pelajar sebagai Bentuk Euforia Terbebasnya Masyarakat dari Pandemi

 Tawuran Pelajar sebagai Bentuk Euforia Terbebasnya Masyarakat dari Pandemi
Oleh : Fairuz Akhiarul

Hampir dua tahun lamanya pandemi covid-19 telah membersamai kahidupan sosial masyarakat. Tentunya hal tersebut menjadi penghambat bagi masyarakat dalam melakukan mobilitas baik dalam rangka ekonomi, pendidikan, politik, dan lain hal sebagainya. Selama pandemi tersebut terjadi mobilitas masyarakat mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini tidak terlepas dari regulasi pemerintah yang mengatur adanya pembatasan terhadap gerak masyarakat seperti lockdown, psbb, hingga ppkm yang memang dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penyebaran virus covid-19 menjadi lebih luas.

Salah satu bukti penurunan mobilitas sosial adalah menurunnya tingkat tawuran di masyarakat. Hal ini tidak terjadi pada kelompok masyarakat saja akan tetapi juga tawuran antar sekolah yang biasanya dilakukan oleh pelajar. Tentu saja hal ini disebabkan karena pembelajaran yang tadinya dilakukan secara langsung di sekolah kini dipindahkan secara daring. Sehingga membatasi pergerakan pelajar dan hasilnya secara tidak langsung meminimalisir tingkat tawuran pelajar.   Tentunya hal ini cukup baik karena secara langsung dapat menurunkan tingkat konflik, meskipun dengan cara yang tidak diinginkan. 

Namun, saat ini dimana dimana seiring dengan melonggarnya peraturan tersebut dan berakhirnya pandemi tingkat bentrokan antarpelajar kembali meningkat. Bahkan tidak jarang mengakibatkan timbulnya korban. Disatu sisi hal ini memang merupakan hal yang negatif, akan tetapi disisi lain hal ini menunjukan bahwa sedikit demi sedikit masyarakat mulai pulih dan kembali kepada kebiasaan normalnya. Hal ini tentunya suatu hal yang baik karena sebentar lagi masyarakat akan kembali normal secara utuh seperti halnya masyarakat sebelum mengenal covid-19.  

Kendatipun saat ini sebagian kegiatan dapat dialihkan melalui daring akan tetapi hal tersebut tidak dapat menggantikan 100% kebutuhan manusia untuk dapat bergerak bebas dan melakukan interasksi sosial secara langsung. Secara tidak langsung pembatasan mobilitas sosial merupakan sebuah luka bagi masyarakat. Dan tawuran antar pelajar dapat menjadi pertanda pulihnya luka tersebut. Tawuran yang dilakukan tidak lain merupakan suatu bentuk ekspresi kegembiraan yang mana, bahwasannya dalam waktu dekat pemulihan kondisi sosial hampir sempurna.