Tiara Zahwa A
Sebagaimana kita ketahui perempuan memiliki peran yang penting bagi kehidupan, apalagi saat kita membahas mengenai keluarga, peran perempuan sangatlah besar dalam sebuah kehidupan berumah tangga.
Meriam Webster mengartikan istilah ibu rumah tangga (housewife) sebagai seorang wanita yang memiliki tanggung jawab atas seluruh kebutuhan rumah tangganya dan wanita tersebut sudah menikah.Sejauh ini kita dapat melihat peranan yang dilakukan dalam satu keluarga sangat dipengaruhi oleh keberadaan nilai dan norma yang sudah lama berlaku dalam ruang lingkup masyarakat.
Seiring dengan maju nya perkembangan zaman yang menyeluruh seperti kehidupan masyarakat yang serba menggunakan teknologi canggih, kemajuan dalam segi pemikiran pun semakin berkembang, yang mana pada akhirnya melahirkan sebuah pertanyaan bahwa apakah benar seorang ibu rumah tangga itu menjalankan perannya atau melainkan itu memang kodratnya? Sebelum menjawab pertanyaan diatas ini penulis ingin mengenalkan salah satu mata kuliah yang berkaitan dengan bahasan yang akan dijelaskan pada tulisan kali ini, mata kuliah ini adalah sosiologi keluarga dimana menurut salah satu ahli yaitu Salvicon dan Celis, Sosiologi keluarga adalah studi pengetahuan yang fokus pada kajian interaksi keluarga dalam perannya masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi untuk mempertahankan kebudayaan melalui lembaga terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Bahasan ini juga berkaitan dengan sosiologi gender dimana mempertanyakan sebuah peran dari ibu rumah tangga itu sendiri, dimana dalam sosiologi gender sendiri mempelajari bagaimana suatu kontruksi gender berlangsung.
Kembali ke bahasan awal menurut pandangan saya sendiri dan orang-orang yang berada disekitar saya ibu rumah tangga itu hanyalah sebuah peran belaka, hal ini kembali pada kehendak dan kemauan diri sendiri, entah pada akhirnya mereka memilih untuk menjadi Wanita karir, menjadi ibu rumah tangga, maupun menjadi keduanya. Karena pada dasarnya mengurus rumah tangga ini bukan hanya dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga saja, melainkan suami juga dapat melakukan dan melaksakanan tugas seperti halnya mencuci piring, membersihkan rumah, menjaga anak, dan lain hal nya sebagaimana biasanya dikerjakan oleh seorang ibu rumah tangga, pun sebaliknya seorang ibu rumah tangga pun dapat atau mampu melaksakan tugas yang dilakukan oleh sang suami, karena jangan sampai suami, maupun masyarakat mempunyai pemikiran bahwa menjadi ibu rumah tangga itu sekedar berdiam diri dirumah, menjadi seorang ratu, dan tidak mempunyai tanggung jawab tersendiri, benar bahwa saat menjadi ibu rumah tangga itu kita tidak boleh berperilaku pasif dalam hubungan pernikahan, karena seharusnya baik suami maupun istri sudah seharusnya dapat bisa berbagi peran agar dapat menjalankan fungsi keluarga sebagaimana mestinya dan menjadi ibu rumah tangga adalah ranah aktualisasi seorang perempuan dengan kekuatan dedikasi dan rasa tanggung jawab maksimal serta keihklasan pengabdian yang sempurna dalam menjalankan suatu peran dalam keluarga yang saya yakini juga bahwa seorang suami dapat melakukan hal-hal yang dilakukan oleh ibu rumah tangga, karena sekali lagi ibu rumah tangga bukanlah kodrat melainkan hanya sebuah peran dan suatu pilihan saja.