Sonia Moretta
Keluarga merupakan masyarakat kecil dalam kehidupan untuk mendapatkan generasi keturunan melalui perkawinan. Hal tersebut di dukung oleh pendapat Sigmund Freud di mana menurutnya sosiologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari tentang terbentuknya keluarga karena adanya perkawinan pria dan wanita yang secara sah di mata hukum agama serta negara melakukan peranannya untuk pembentukan generasi dengan perkawinan.
Dalam hal ini pun keluarga tak luput dengan konflik yang disebabkan karena perbedaan gender yang membuat banyak orang mempermasalahkan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh laki-laki namun wanita melakukan pekerjaan tersebut. Dalam pandangan Muhtar gender merupakan jenis kelamin sosial untuk menentukan peran sosial dalam masyarakat. Hal ini membuat mengapa banyak perempuan yang tidak bersekolah tinggi karena banyak masyarakat berpikir bahwa wanita itu akan kembali ke rumah dan mengurus rumah bukan bekerja sesuai dengan keinginan dan cita-cita mereka.
Pengertian di atas telah menunjukkan bahwa keluarga dan gender akan berkaitan dalam kehidupan dimana keluarga merupakan suatu bentuk masyarakat kecil dengan memiliki gender yang berbeda dalam mendapatkan sebuah keturunan dalam keluarga.
Sesuatu yang harus di ingat dalam hal ini keluarga adalah rumah bagi sebuah kehidupan namun tatkala gender bisa menjadi sebuah konflik dalam keluarga tanpa ada sebuah pembenaran. Bahkan keluarga merupakan pendidikan pertama bagaimana mengajarkan manusia yang dapat menjadi bagian dalam masyarakat.
Dalam hal ini kita belajar bahwa keluarga adalah rumah untuk mempelajari kehidupan masyarakat namun gender bukan penentu untuk kita harus menghilangkan cita-cita dan keinginan dalam tujuan yang di impikan. Maka seharusnya lebih baik masyarakat tidak mempermasalahkan bahwa perempuan harus di rumah dan pria yang bekerja tapi seharusnya perempuan bisa menggapai kariernya tanpa menghilangkan kewajiban terhadap keluarganya baik suami dan anaknya.