Sosiologi Keluarga? Sosiologi Gender?

Hilman Syihabuddin

Pembicaraan studi mengenai keluarga tentu saja tidak dapat dilepaskan dari studi tentang kemasyarakatan. Dalam studi kemasyarakatan sendiri kita terhubung dengan disiplin ilmu Sosiologi. Maka pemahaman tentang Sosiologi keluarga tidak akan lepas atau berhubungan dengan pemahaman kita mengenai Sosiologi. 

Sebagian besar orang memahami bahwa yang dinamakan dengan keluarga adalah satu kumpulan manusia yang dihubungkan dan dipertemukan mealui pertalian/hubungan darah. Dipahami juga sebagai satu satuan social terkecil yang mempunyai hubunngan darahh atau memiliki pertalian hubungan sah melalui perkawinan. 

Biasanya definisi keluarga dapat lebih dipahami ketika dikemukakan tentang karakteristiknya, antara lain sebagai berikut : 

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang terikat oleh perkawinan, hubungan darah atau adopsi. 

2. Anggota keluarga hidup Bersama di bawah satu atap (rumah) merupakan satuan rumah tangga atau mereka menganggapnya sebagai rumah sendiri. 

3. Keluarga terdiri atas orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain menurut peranan masing-masing, seperti misalnya sebagai suami, istri, ayah, ibu anak laki-laki, anak perempuan, kakak, atau adik laki-laki atau perempuan. 

4. Keluarga menghidupkan kebiasaan dan buadya tertentu yang diturunkan dari budaya umum (masyarakat) dan keluarga seringkali mempraktikkannya sendiri dalam bentuk tertentu. 


Salvicon dan Celis mendefinisikan sosiologi keluarga sebagai studi pengetahuan yang fokus pada kajian interaksi keluarga dalam perannya masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi untuk mempertahankan kebudayaan melalui Lembaga terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. 

Pada dasarnya sosiologi keluarga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang mempelajari pembentukan keluarga, hubungan dan pengaruh timbal balikdari aneka macam gejalasosial terkait dengan hubungan antar dan inter manusia dalam kelompok kecil yaitu keluarga, system dan kelembagaan social dengan individu dan atau sebaliknya, struktu social, proses-proses dan perubahan social, tindakan social, perilaku social serta aspek-aspek kelompok maupun produk kehidupan kelompok. Konsep dasar sosiologi keluarga adalah cabang stui dalam sosiologi yang mengkaji perihal fenomena realitas dari interaksi, pola, bentuk dan perubahan dalam Lembaga keluarga. 

Aspek-aspek yang dipelajari di dalam sosiologi keluarga, seperti misalkan pembentukan dan fungsi keluarga, pengaruh perubahan social pada keluarga, krisis keluarga dan keretakan keluarga, kesuksesan hidup keluarga, pelapisan social dan pengaruhnya pada keluarga, dan bagaimana keluarga terorganisir dalam struktur, proses social, system dan kelembagaan sosialnya. Jadi ruang lingkup keluarga dalam sosiologi setidaknya terfokus pada empat aspek, yaitu : Pola hubungan dalam keluarga, system keluarga, pola-pola keluarga dan faktor eksternal keluarga. 

Dengan mempelajari sosiologi keluarga ini paling tidak bisa memberikan pengarahan dalam membentuk, membina sebuah keluarga, memberikan pola tindakan di dalam sebuah keluarga yang dikaji dengan sosiologi sehingga dengan adanya hal ini interaksi yang terjalin di dalam keluarga dapat menciptakan sebuah keharmonisan dan meminimalisir bentuk penyimpangan social yang akan terjadi di masyarakat. 

Selanjutnya berbicara tentang Gender, saat ini orang-orang begitu seru sekali membicarakan tentang kajian gender. Tentunya terdapat studi mendasar mengakaji gender ini. Kajian yang mengkaji relasi antara laki-laki dan perempuan. Perspektif-perspektif yang digunakan mendasari lahirnya kebijakan-kebijakan yang dihasilkan. 

Memang sejak 10 tahun terakhir di Indonesia hampir semua uraian tentang program pengembangan masyarakat maupun pembangunan dikalangan organisasi non pemerintah selalu diperbincangkan masalah gender. 

Sosiologi gender merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang memetakan situasi problematic dan mengkaji realitas isu gender dalam kehidupan sosial. Dalam kajian ini, teori dan penelitian dikembangkan untuk menjawab konstruksi sosial, serta interaksi dimensi gender dengan kekuatan sosial dan struktur sosial. 

Menurut salah satu ilmuan, tidak banyak orang yang paham tentang kajian mengenai gender. Ketidakpahaman itulah yang melatari ketimpangan relasi antara laki-laki dan perempuan. Konsep yang paling penting dan perlu dipahami dalam rangka membahas masalah kaum perempuan adalah membedakan antara konsep jenis kelamin dan gender. Jenis kelamin yang merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada masing-masing jenis kelamin tertentu. Secara permanen tidak akan berubah dan merupakan ketentuan biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu dan tidak bisa dipertukarkan. Sedangkan gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun budaya. Misalnya, perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, perkasa. 

Sejarah perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat Panjang. Oleh karena itu terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial budaya melalui ajaran keagamaan atau culture negara. 

Disadari atau tidak, budaya dan ajaran agama telah mengkontruksi gender di masyarakat. Adanya gender karena adanya anggapan bahwa laki-laki harus begini dan perempuan harus begitu. Belajar gender bukan berarti belajar menindas laki-laki maupun perempuan. Belajar gender adalah upaya untuk membebaskan perempuan dari ketidakadilan budaya patriarki. Masing-masing punya hak yang sama dalam berbagai bidang, sehingga kita bisa memposisikan peran di dalam kehidupan sehari-hari. 

Agar tidak lagi bias gender, maka baik laki-laki maupun perempuan perlu belajar dan memahami gender itu sendiri. Yang terjadi akibat orang tidak memahami gender sepenuhnya, akhirnya melihat perempuan hanya sebelah mata begitupun sebaliknya. Padahal baik laki-laki maupun perempuan diciptakan dari dzat yang sama yang artinya dengan mempelajari gender akan mengajarkan bagaimana cara bekerjasama dengan baik antara laki-laki dan perempuan dalam berkehidupan.