Pernah gak ngerasa stress yang terus menerus? Sampai rasanya lelah, jenuh, capek, dan ujung-ujungnya jadi malas ngejalanin hidup? Buat kamu yang ngerasain hal ini, hati-hati lho, ini mengarah ke yang namanya burnout.
Setiap orang sebenarnya sering mengalami stress, dan yang namanya stress gak bisa dipisahin sama hidup, kalau gak pernah stress kemungkinan bakal diragukan sebagai manusia seutuhnya.
Kita bisa artikan burnout sebagai stress berkelanjutan, bahkan sudah masuk ke kategori syndrome. Orang yang mengalami burnout bisa kehilangan minat dan motivasi pada semua hal dalam aktivitas hidupnya. Selain itu, burnout juga bisa membuat seseorang sinis memandang hidup dan akhirnya merasa tidak bisa apa-apa. Tak hanya kesehatan mental, lama kelamaan kesehatan fisik pun terpengaruh, seperti gampang sakit, rentan terkena penyakit jantung, dan masih banyak lagi.
Menurut psikolog pencetus istilah burnout yakni Herbert Freudenberger, bersama rekannya Gail North, menjabarkan 12 tahapan burnout, yaitu:
● Ambisius atau sangat tergerak ketika mengerjakan suatu hal
● Mendorong diri sendiri untuk bekerja lebih keras
● Mengabaikan kebutuhan esensial pribadi seperti tidur, olahraga, dan mengonsumsi makanan sehat
● Alih-alih introspeksi diri, justru menyalahkan keadaan dan orang sekitar atas suatu masalah
● Terlalu fokus sampai enggan meluangkan waktu untuk keluarga, teman, atau orang terdekat
● Tidak sabaran serta kerap menganggap orang lain tidak kompeten, malas, sombong, atau prasangka negatif lainnya
● Menarik diri dari orang terdekat, teman, keluarga. Ajakan bertemu rasanya jadi beban, bukan hiburan
● Perubahan perilaku jadi lebih agresif dan kerap marah-marah atau membentak orang sekitar tanpa alasan yang jelas
● Merasa kehilangan diri sendiri atau tidak punya kemampuan untuk mengontrol hidup
● Batin jadi kosong dan kerap cemas
● Depresi atau hidup jadi tidak bermakna dan putus asa
● Mental dan fisik mulai bermasalah.
Penyebab Burnout
Ada beberapa alasan yang menjadi faktor penyebab burnout, diantaranya:
● Minim apresiasi yang didapat
● Jarang healing
● Stress pekerjaan, belajar, dan bermain
● Karakter/kepribadian yang mempunyai basic burnout, misalnya kebiasaan buruk cara memandang suatu persoalan.
Buat yang penasaran sama diri sendiri, kira-kira ngalamin burnout gak ya? Gak usah bingung! Berikut ciri-ciri seseorang mengalami burnout:
● Hilangnya semangat bekerja dan kelelahan
● Benci dengan aktivitas/pekerjaan yang digeluti
● Performa kerja menurun
● Mudah marah
● Menarik diri dari lingkungan sekitar
● Mudah sakit
Buat kamu yang sudah mulai mengalami gejala-gejala di atas, gak perlu khawatir! Berikut tips dan cara untuk mengatasi burnout:
● Buat prioritas
● Bicarakan dengan seseorang yang menurut kamu bisa ngasih solusi atas seenggaknya bikin kamu ngerasa tenang
● Kurangi ekspektasi dan berikan apresiasi terhadap diri sendiri
● Tuangin keluhan ke orang spesial atau seseorang yang menjadi tempat keluh kesah
● Jaga kesehatan
● Positive thinking
So, cara ngebedain apa kita ngalamin stres atau burnout bisa dilihat dari sisi durasi dan dampaknya. Stress adalah respon individu terhadap situasi eksternal yang dipicu oleh keadaan tidak menguntungkan, sedangkan burnout syndrome yaitu kondisi kelelahan mental atau emosional yang terjadi akibat stres yang terus-menerus. Kemudian, dari segi dampak stress akan menimbulkan cemas, murung, hingga menyalahkan diri sendiri, sedangkan kondisi burnout, akan menimbulkan hipertensi, depresi mental, tidak sabar, mudah tersinggung, dll. Tapi ingat Imagers, jangan sampai self diagnose yak!
Referensi:
HUSNA, F. H. (2021). STUDI FENOMOLOGI: SINDROM BURNOUT PADA PEKERJA YANG WORK FROM HOME. UIN SatuTulungagung.
Indarjati, A. 1997.”Stres Kerja dan Dukungan Sosial”. Jurnal Psikologi Kesehatan. Semarang: UNIKA Soegijapranata.
Theisen, D. M., & Metzner, B. (2018). KEINGINAN PINDAH KERJA TENAGA KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DITINJAU DARI FAKTOR BAHAYA PSIKOSOSIAL DI TEMPAT KERJA DAN SINDROM BURNOUT. Pharmazeutische Industrie, 80(3), 391–397. https://doi.org/10.4324/9781315468891-39
ZAIN, E. (2020). EFIKASI LATIHAN MINDFULNESS TERHADAP PERBAIKAN RESPON KORTISOL PLASMA DAN GEJALA PSIKOLOGIS DEPRESI, CEMAS, DAN STRES PADA RESIDEN YANG MENGALAMI SINDROM BURNOUT [Universitas Hasanudin]. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/925
~Oleh: Maulana