Santap Karya : Ramadhan dan Tradisi Unik di Penjuru Nusantara

 Ramadhan dan Tradisi Unik di Penjuru Nusantara 

Oleh : Devi Shinthia



Bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tentunya bulan ramadhan ini menjadi bulan yang selalu ditunggu-tunggu dan disambut meriah oleh berbagai masyarakat di penjuru Nusantara. Keindahan dan kekhusyukan hari-harinya adalah sesuatu yang sulit didapatkan di hari biasa sehingga tidak heran jika bulan suci ramadhan ini begitu banyak hal biasa yang kemudian menjadi istimewa. 

Di berbagai daerah di Indonesia, Ramadhan disambut dengan sejumlah aktivitas. Tiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramdhan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di berbagai macam penjuru Nusantara menjadi tradisi turun temurun yang masih dilakukan hingga saat ini. Adapun tradisi dari berbagai macam daerah ini tentunya mempunyai keunikannya tersendiri yang sesuai dengan adat istiadat masing-masing yang tetap dilestarikan hingga saat ini. Berikut adalah 8 tradisi unik jelang Ramadhan di berbagai penjuru Nusantara.


  1. Munggahan (Jawa Barat)

Munggahan merupakan tradisi masyarakat Jawa Barat yang dilakukan pada akhir bulan Syakban atau beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan. Adapun tradisi munggahan ini dilaksanakan dengan beberapa kegiatan seperti botram atau makan bersama, saling meminta maaf, bersilahturahmi ke rumah keluarga serta kerabat, dan melakukan bebersih di tempat ibadah dan makam keluarga. Munggahan dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah serta untuk upaya membersihkan diri dari hal-hal buruk sebelum memasuki bulan suci Ramadan.


  1. Meugang (Aceh)

Meugang menjadi salah satu tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh sebelum memasuki bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Adapun tradisi Meugang ini dilakukan dengan memasak daging dalam jumlah besar dan menyantapnya bersama keluarga, kerabat, dan anak-anak yatim piatu. 



  1. Apeman (Yogyakarta)

Tradisi Apeman merupakan tradisi yang dilaksanakan tiap tahunnya oleh masyarakat Yogyakarta menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi ini dilakukan dengan membuat ratusan kue apem secara tradisional oleh anggota keluarga Keraton Yogyakarta Hadiningrat, yang dimulai dari proses ngebluk jeladren atau membuat adonan, kemudian dilanjutkan dengan proses ngapem atau memasak apem. Adapun tradisi Apeman ini akan dipimpin langsung oleh permaisuri sultan, dan diikuti bersama oleh para perempuan dari keluarga keraton lainnya.


  1. Nyorog (Betawi)

Tradisi Nyorog yang dilaukan oleh masyarakat Betawi dilakukan dengan membagikan bingkisan kepada saudara-saudara sebelum memasuki bulan puasa dan juga sebelum Idulfitri. Tradisi yang dilakukan oleh warga Betawi di Jakarta ini umumnya berawal dari anggota keluarga termuda yang mengunjungi saudara-saudaranya yang lebih tua dan orang yang dituakan di kampungnya, lalu membagikan bingkisan berupa sembako dan makanan khas Betawi. Adapun makanan khas Betawi yang sering dibagikan saat tradisi Nyorog di antaranya adalah sayur gabus pucung, ikan bandeng, dan olahan daging kerbau.


  1. Malamang (Sumatera Barat)

Malamang merupakan salah satu tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu masyarakat Sumatra Barat dalam menyambut datangnya bulan Ramadan. Adapun tradisi ini dilakukan dengan memasak lamang, yakni sajian yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dikukus di dalam batang bambu muda. Tradisi yang telah dilakukan sejak ratusan tahun silam berawal ketika Syekh Burhanuddin, pembawa ajaran Islam di Minangkabau, tengah bersilaturahmi ke rumah penduduk dan menyarankan masyarakat untuk menyajikan lamang ketika membagikan makanan kepada satu sama lain agar menghindari makanan haram. 


  1. Pacu Jalur (Riau)

Pacu Jalur merupakan salah satu tradisi unik yang digelar oleh masyarakat Riau menjelang bulan Ramadan dengan perayaan serupa pesta rakyat. Tradisi ini dilakukan dalam bentuk perlombaan mendayung perahu yang terbuat dari kayu pohon. Perlombaan yang selalu digelar dengan sangat meriah ini dipercaya sebagai puncak dari seluruh kegiatan, upaya, dan keringat yang dikerahkan oleh penduduk setempat dan dilakukan sebagai penghibur dari rutinitas sehari-sehari sebelum memasuki bulan Ramadan.


  1. Balimau (Minangkabau)

Balimau adalah tradisi unik yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Minangkabau. Tradisi ini dilakukan dengan melakukan pemandian dengan jeruk nipis untuk membersihkan diri secara lahir batin sebelum memasuki bulan suci. Tradisi ini dilakukan satu atau dua hari sebelum memasuki bulan Ramadan dan dilaksanakan di kawasan yang dialiri oleh sungai ataupun memiliki tempat pemandian. 


  1.  Ziarah Kubro (Palembang)

Tradisi Ziarah Kubro sudah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat Muslim Palembang yang tinggal di sepanjang Sungai Musi, khususnya bagi komunitas Arab di sekitarnya. Tradisi ini dilakukan dengan kegiatan mengunjungi makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam atau ‘waliyullah’ secara massal. Meski dilaksanakan secara massal, tradisi ini hanya dikhususkan bagi kaum laki-laki. Momen ini juga digunakan sebagai waktu bagi peziarah untuk melakukan silaturahmi dengan sanak saudara dan sesama umat Muslim.


Itulah beberapa tradisi unik menjelang Ramadan yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Berkat nilai religi dan keunikannya, tradisi-tradisi tersebut tak jarang menarik wisatawan untuk datang langsung dan menyaksikan perayaan khas tersebut. Walaupun Ramadhan tahun ini virus corona masih mewabah di Indonesia dan terlepas bulan Ramadhan tahun ini kembali menyapa kita dalam suasana kerinduan dan kesedihan. Kita patut menyambutnya dengan penuh kegembiraan karena Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita, umatnya, untuk membersihkan diri kita. Inilah momentum bagi kita untuk kembali mensucikan diri (fitrah) atas salah dan dosa yang mungkin telah kita perbuat selama setahun terakhir.