-ephemeral-1
Oleh : Annisa Fadhilah
suara dikepala ramai
mereka berbondong-bondong menjerit,
entah perkara apa
mungkin tentang hari,
yang berlalu terasa sunyi?
atau karena waktu,
yang berjalan memicu ragu?
tapi langit semakin mendung
memeluk erat jiwa,
yang kian lama kian memudar
karena tahu akan ditampar kekecewaan
oleh mereka yang cuma tahu kebahagiaan
mereka berharap hari segera usai,
katanya supaya segera reda rasa sakitnya,
tapi mereka enggan mendengar perihal imajinasi kacau yang memukul berat harsa,
hingga habis hancur tak tersisa
kalau tahu pada akhirnya cuma jadi abu-abu,
segala yang memiliki pasti,
rasanya dibabat habis pada waktu yang tak kunjung menuju titik temu
padahal mereka tahu yang pernah datang,
terkadang hanya ingin bersinggah,
lalu kembali berlanglang buana mengikuti jejak kelabu yang dipenuhi kepedihan abadi milik keraguan