Seperti Matahari dan
Bumi
Oleh : Siti Aminah
Teruntuk kamu yang tak bisa kutebak
isi hatinya
Teruntuk kamu yang tak mungkin
kusebut pula namanya
Terima kasih telah hadir di
beberapa episode
skenario terindah yang Tuhan ciptakan
akhir-akhir ini
Kamu adalah sosok pelindung yang
memberikan kehangatan kepada sesama
Tutur kata dan perilakumu yang
perlahan mencipta decak kagum tak terkira
Ingin mengenalmu lebih dekat
Sayangnya, terlalu banyak sekat
Kamu, sosok yang didamba oleh banyak
kaum hawa
Sedang aku, hanya si pengagum yang
selalu bisu jika netra kita beradu tak sengaja
Aku tak mampu membahasakan cinta
Pun, tak sanggup menerjemahkan rasa
Sehebat apapun kata yang kususun
Tetap tak bisa menjelaskan atas
dasar apa aku jatuh cinta padamu
Pada akhirnya, interpretasiku pada
perhatian yang kamu sajikan
bisa saja benar atau bahkan keliru
Namun, masih bolehkah kuberandai
dalam angan?
Masih bolehkah kumaknai ini sebagai
harapan?
Walau nyatanya, aku luput menyadari
satu hal
Bahwa mencintaimu, berarti aku
harus siap merelakan
Tak apa, pikirku
Selagi sempat ujung pena ini
menuliskan kata demi kata
Sebelum debur ombak terlalu keras
memekakkan telinga
Satu pesan yang ingin kutitipkan
pada angin untuk disampaikan padamu
Bisakah kita seperti matahari dan
bumi?
Menjauh untuk saling menjaga
Sampai jumpa di titik terbaik
menurut takdir-Nya
Bandung, 1 November
2022