Ombak dan Pulang

 Ombak dan Pulang

Oleh: Marsha Nurizka Firajati


Pulang, yuk?
Belum lelahkah kamu berkelana mencari sesuatu yang tak ada?

Ternyata benar ungkapan kata para pencinta.
Rindu datang seperti ombak, ia pasang seraya malam datang.
Menghantam karang besar dengan buas selama waktu belum kehilangan dayanya.
Namun, ombak tak pernah berhasil mengalahkan megahnya tembok karang.
Juga tak pernah berhasil mengusik kenyataan bahwa kita bukanlah sesuatu yang ingin kamu pelihara.
Dan naifnya, aku baru sadari setelah entah berapa malam kujalani tanpa genggaman tanganmu.

Nyatanya, sejak awal pun, aku bukanlah debaran yang kamu damba.
Hingga pada akhirnya, tak mungkin kita menjadi ombak yang berlarian kalau hanya aku yang terbuai
gravitasi rembulan.
Kita yang sebatas malam ke pagi harusnya bisa menamparku keras bahwa ombak besar akan
melupakan daratan saat fajar terlihat.

Aku berubah pikiran.
Berkelanalah, jangan pulang.
Berkelanalah ke samudra lain, tempat sesuatu yang kamu cari dan tak kumiliki tertahan.