Padahal ‘dewasa’ pun enggan untuk dipilih
Oleh: Anon
Kamu masih ingat ketika waktu kecilmu mendambakan ingin se-segera itu tuk dewasa?
QLC, atau ramainya dibincangkan dengan Quarter Life Crisis. Masa pendewasaan yang entah kenapa terlalu surut untuk ‘manusia dewasa’. Padahal, sejatinya manusia early bird ̶ kata ka Xaviera sih gitu ya di kolom komentarnya Ka Chris ̶ menurutku terlalu lebay (?) atau mungkin itulah bentuk acuh mereka terhadap isu kesehatan mental. Tapi, selain bentuk kepedulian terhadap isu kesehatan mental, sebagian pula mencerminkan bahwa mereka hendaknya bersiap-siap untuk masa depan seperti apa yang mereka dambakan.
Lantas, kenapa masih sebanyak itu manusia galau yang setiap malamnya merenungkan hidup? layaknya hidup tak bisa mereka dorong untuk lebih baik, atau itulah bentuk diri yang ragu atau bahkan tak percaya atas kuasa dan jawaban yang telah Tuhan tuliskan dalam kitab-Nya? atau, itu hanyalah bentuk iman mereka yang sejatinya mereka tunjukkan atas ketidakberdayaannya sebagai manusia lemah di hadapan Pemilik Takdirnya?
Hahahahahaha, lucu sekali ya, menulis layaknya semua itu tidak pernah terjadi dalam hidupmu. Beragumen sepihak dengan senang mengintimidasi keresahan antar manusia, layaknya orang sombong yang terlalu menjunjung konsep stoikisme tanpa tahu makna dan esensinya.
Tidak meminta pendapat atau dukungan jawaban apapun, tapi jujurlah bahwa dewasa itu kadangnya terlalu membuat letih, terlalu menguras emosi dan pikiran yang hakikatnya tidak ada yang mau terlibat di dalam kelutan itu semua. Tapi, dewasa pun tanpa diminta tidak akan datang. Lantas, pada siapakah emosi, bentuk lelah, dan semua pikiran berantai nan teruntai itu perlu disalah adukan? Jikalau bisa berucap, mungkin dewasa akan menyalahkan dirimu. Iya, dirimu yang pada masa kecil tanpa disadari ingin se-segera itu untuk beranjak dewasa.
Tidak usah mengelak, hatimu tahu segalanya tanpa sebetulnya dirimu tahu. Walaupun hanya sebatas rasa ingin tahu.
Layaknya masa batita, masa balita, masa kanak-kanak, masa remaja, hingga akhirnya memasuki masa dewasa menuju masa tua. Yakin saja bahwa sebentar lagi masa yang sedikit banyaknya membuat kita resah akan terlewati, entah karena sejatinya masa itu akan berlalu atau hanya sebuah ilusi atas semakin dewasanya pikiran yang kian enggan untuk bertarung dalam kalutan benak yang tidak berkualitas itu.
Seperti bercermin pada sosok kecil, dulunya ingin cepat menemui dan menempuh masa dewasa dan menjadi manusia seutuhnya, walaupun sebenarnya tidak ada ‘manusia seutuhnya’ itu. Kini pun, entah ingin kalian akui atau tidak, rasa ingin menempuh dunia kerja, dunia rumah tangga, hingga masa tua itu pun ada, ya setidaknya tidak usah mengelak atas rasa ingin tahu kalian itu.
Ku sarankan tidak usah terlalu berlarut hingga terkadang lepas kendali dan berubah menjadi larutan yang sejatinya kita setuju bahwa itu larutan non elektrolit. Berpikir boleh, bahkan hingga menjadi buih dalam larutan elektrolit sekalipun. Hanya perlu pastikan satu hal, medium dan penghantarnya jangan sampai tercampur atau bahkan keliru untuk tertukar ya!