Parasocial Relationship

Parasocial Relationship 

Oleh: Rama Mahesa

Bercermin ke beberapa waktu ke belakang, sosial media digemparkan oleh serial acara web realitas Clash of Champions yang diselenggarakan oleh Ruang Guru. Acara kompetisi kecerdasan antar mahasiswa di berbagai kampus ini diterima secara baik oleh masyarakat luas karena mengusung konsep yang serupa dengan reality show Korea Selatan dengan judul University War. Namun, sadarkah kamu bahwa serial acara Clash of Champions juga membawa efek parasosial kepada beberapa penonton?

Sebelumnya, apa sih hubungan parasosial itu?

Simpelnya, hubungan parasosial diartikan sebagai hubungan yang timbul secara sepihak dengan orang yang tidak mereka ketahui. Orang dengan hubungan parasosial merasa memiliki ikatan yang erat, intim, serta emosional yang umumnya melibatkan publik figur seperti idol K-pop, konten kreator TikTok, atau bahkan peserta acara Clash of Champions. 

Dilansir dari Psychology Today, faktor penyebab hubungan parasosial adalah otak manusia yang memutuskan untuk mengembangkan perasaan sosial ketika kita tengah menonton film atau televisi, kita kemudian akan mulai mengenali wajah para aktor dan lambat laun berkembang menjadi perasaan suka. Beberapa penelitian mencoba untuk menjawab latar belakang dari hubungan parasosial adalah perasaan kesepian dan kebutuhan untuk sosok seseorang yang memiliki beberapa kesamaan dengan mereka. Namun, penelitian lain justru menjawab bahwa fenomena hubungan parasosial lebih rentan dialami oleh seseorang yang aktif secara sosial.

Lalu, apakah hubungan parasosial merupakan hal yang negatif?

Apabila kita bandingkan hubungan parasosial dengan hubungan pacaran secara langsung, tentu kita bisa setuju bahwa hubungan parasosial memiliki beberapa keunggulan. Kita tidak perlu memberi kabar setiap hari, sangat jarang untuk berkonflik, serta tidak perlu memenuhi ekspektasi pasangan parasosial kita. Namun tentunya, hubungan parasosial dapat berujung terhadap tindakan kurang sehat apabila dilakukan secara berlebihan seperti menarik diri dari lingkungan sosial, obsesi, atau bahkan doksing.

Perlu diingat bahwa hubungan parasosial tidak eksklusif khusus untuk para publik figur, hubungan parasosial dapat terjadi dengan karakter fiksi, dosen, atau juga kakak atau adik tingkat dalam organisasi. 

Nah, Sobat JMPS! Apakah kalian pernah memiliki hubungan parasosial? Menurut kalian, apakah hubungan  ini bisa dikategorikan positif? Yuk, ceritakan pengalaman kalian di Instagram JMPS!