Perayaan Kehilangan

 Perayaan Kehilangan


Perihal kehilangan; tentang rindu yang tak bisa diwujudkan, yang berakhir dalam ruang kehampaan.

Teruntuk pria hebatku, sang pemilik dekapan hangat yang masih selalu aku dambakan; sang pemilik tangan kasar yang menjadi bukti suatu perjuangan; juga sang pemilik sikap tegas yang seringkali aku salah artikan.

Menuliskan tentangmu saat ini seperti mengingkari janjiku sendiri, sebab aku tidak ingin lagi tenggelam dalam kesedihan ini. Namun meski bertahun sudah aku rayakan kehilanganmu, rasanya masih banyak hal yang ingin aku sampaikan untuk meluapkan kerinduan ini. Kali ini aku menyita air mata agar tidak deras seperti biasa, berusaha menyelesaikan elegi yang selama ini tersimpan rapi di hati.

Ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk aku bisa sampai pada mengikhlaskanmu. Pada gelapnya malam aku selalu berharap temu, meski pada akhirnya selalu berakhir semu. Sering aku mengira bahwa semua ini hanya mimpi, tapi selalu terpatahkan oleh kehadiranmu yang tidak pernah kembali. Sampai pada akhirnya aku mengerti bahwa tidak ada sesuatu yang melekat abadi, dan setiap cerita pasti akan menemui akhir.

Kini aku sudah sampai pada ikhlas sepenuhnya atas kepergianmu. Kepada jiwa yang terbang jauh, aku menyayangimu selamanya dan selalu. Aku harap Tuhan mendekap erat jiwamu dan mengasihimu dengan kasih sayang yang penuh. Akan aku usahakan ceritaku tertulis banyak bahagia, untuk aku ceritakan padamu ketika kita bersua. Bahagia juga kamu di sana. Dari aku di sini, yang hanya bisa memanjatkan doa.